Cimahi, NyaringIndonesia.com – Kebersamaan antara Erwan Setiawan, Calon Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), dan Adhitia Yudisthira, Calon Wakil Wali Kota Cimahi, dalam berbagai kampanye di Kota Cimahi menjadi sorotan publik.
Hubungan keduanya menimbulkan tanda tanya, terutama karena Erwan diusung oleh Partai Golkar sebagai calon wakil gubernur Jabar, sementara Golkar mendukung pasangan Dikdik S. Nugrahawan-Bagja Setiawan dalam Pilkada Wali Kota Cimahi.
Namun, meskipun berada dalam jalur politik yang terpisah, kebersamaan mereka semakin terlihat jelas, baik dalam kegiatan kampanye di lapangan maupun di media sosial. Keduanya saling memberikan dukungan dan terlihat hadir bersama dalam berbagai acara.
Salah satunya, ketika keduanya melakukan siaran langsung melalui TikTok dan blusukan ke Pasar Antri bersama. Selain itu, mereka tampak akrab saat membuka Kompetisi Sepak Bola Usia Dini yang menawarkan tiket ke Thailand, pada Kamis, 14 November 2024, di Lapangan Gunung Bohong Kota Cimahi.
Menyikapi kolaborasi ini, Analis Politik Instrat, Henry Baskoro, berpendapat bahwa langkah yang diambil Erwan kemungkinan besar merupakan hasil perhitungan politik yang matang.
Dalam konteks kompleksitas politik di Jawa Barat, calon gubernur dan wakil gubernur perlu mengambil langkah strategis untuk menjaga dan memperluas kemenangan mereka. Ini termasuk menjalin kolaborasi dengan kepala daerah atau calon kepala daerah yang dapat meningkatkan popularitas mereka.
Henry menjelaskan bahwa Erwan kemungkinan besar memanfaatkan data elektoral untuk menentukan kolaborasi yang paling menguntungkan di setiap wilayah. Ia melihat kolaborasi antara Erwan dan Adhitia sebagai strategi berbasis data yang diharapkan dapat menguntungkan elektabilitas mereka, khususnya di Kota Cimahi, yang memiliki dukungan signifikan dari pasangan Ngatiyana-Adhitia.
“Erwan memanfaatkan data elektoral untuk mengidentifikasi kolaborasi yang akan memberikan keuntungan elektoral, terutama dengan pasangan Ngatiyana-Adhitia yang sudah memperoleh dukungan kuat di kalangan pemilih Cimahi,” ujar Henry.
Selain perhitungan elektoral, Henry juga menyoroti adanya ikatan emosional yang kuat antara Erwan dan Adhitia. Keduanya sudah saling mengenal dan berinteraksi sejak 2011, sementara Erwan dan Ngatiyana juga telah menjalin hubungan kerja yang erat sejak 2018. Keakraban ini menjadi faktor penting yang mendasari dukungan mereka satu sama lain.
“Kolaborasi yang terjalin dalam waktu yang panjang ini membuat hubungan mereka terasa lebih alami dan wajar,” ujar Henry. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dukungan mereka terhadap satu sama lain semakin terbuka di publik, termasuk melalui unggahan di media sosial.
Langkah Erwan ini juga mencerminkan pendekatan baru dalam Pilkada Jawa Barat. Dalam hal ini, fleksibilitas mendukung calon yang memiliki potensi elektoral di lapangan menjadi bagian dari strategi jangka panjang. Erwan tampaknya berusaha meraih dukungan dari basis massa yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh pasangan yang didukung Golkar di Cimahi.
Henry menyimpulkan bahwa kolaborasi ini merupakan perpaduan antara perhitungan elektoral yang cermat dan hubungan personal yang sudah terjalin lama. Dalam politik, dukungan sering kali tidak hanya bergantung pada garis partai, tetapi juga pada potensi elektoral dan hubungan pribadi yang ada.
“Di tengah dinamika politik Jawa Barat, kolaborasi semacam ini menunjukkan bahwa dukungan dalam politik tidak selalu mengikuti garis yang sudah ditetapkan, melainkan lebih didorong oleh hubungan personal dan perhitungan elektoral yang menguntungkan,” tutup Henry.
===================================
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News