CIANJUR, Nyaringindonesia.com – Dampak dari kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dirasakan dalam hasil produksi padi.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengungkapkan bahwa ribuan hektar lahan sawah tidak dapat ditanami pada musim tanam kuartal ketiga tahun ini akibat bencana kekeringan.
Kondisi ini, kata Herman, berdampak pada ketidakseimbangan antara volume kebutuhan dengan suplai yang tersedia.
“Suplai dan permintaan tidak seimbang, sehingga harga beras naik,” ujar Herman kepada wartawan pada Senin (9/10/2023).
Pemerintah Kabupaten Cianjur berencana untuk menyalurkan bantuan beras dari cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) kepada masyarakat yang berada dalam golongan miskin dan menengah ke bawah.
“Besok kita akan mulai mendistribusikan bantuan beras ini kepada keluarga penerima manfaat,” tambahnya.
Herman berharap bahwa dengan adanya bantuan ini, kebutuhan pokok masyarakat akan dapat terpenuhi dan dapat membantu menstabilkan harga beras di pasaran.
“Jika ketersediaan beras stabil, harga tentunya akan mengikuti sesuai dengan harga pasar,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Cipanas Cianjur, Widya Pratiwi, mengungkapkan bahwa harga eceran beras di tingkat pedagang saat ini mencapai Rp 14.000 per kilogram untuk beras kualitas premium.
“Sedangkan beras dengan kualitas medium saat ini dijual dengan harga sekitar Rp 13.000 per kilogram,” kata Widya saat dihubungi oleh Kompas.com pada Senin malam.
Walaupun demikian, stok beras di pasar atau di tingkat pedagang dinilai masih dalam kondisi aman dan tersedia. “Di Pasar Cipanas, sebagian beras didatangkan dari luar daerah dan sebagiannya lagi merupakan pasokan dari produksi lokal,” jelas Widya.