JAKARTA, NyaringIndonesia.com – Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kasus monkeypox di Indonesia terus bertambah, mencapai total 44 kasus positif per tanggal 12 November 2023.Penambahan ini terjadi sejak ditemukannya kasus pertama pada 13 Oktober 2023.
Virus monkeypox termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, yang juga mencakup virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 saat terjadi wabah penyakit mirip cacar pada koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.Sejak itu, penyakit ini dikenal sebagai cacar monyet atau monkeypox.
Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, dan sejak itu melaporkan kasus di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
Virus cacar monyet dapat menular melalui kontak dengan hewan atau manusia terinfeksi, bahan yang terkontaminasi, dan bahkan melewati plasenta dari ibu hamil ke janin.
Penyebaran juga dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan terinfeksi, penanganan atau pengolahan hewan buruan, atau penggunaan produk dari hewan yang terinfeksi.
Meskipun disebut cacar monyet, monyet bukanlah reservoir utama, dan masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini serta reservoir spesifiknya.
Gejala cacar monyet biasanya muncul 6-16 hari setelah paparan, dengan masa inkubasi 6-13 hari.
WHO membagi gejala menjadi dua periode: invasi dan erupsi kulit.
1. Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virus. Adapun gejala yang ditimbulkan yaitu sakit kepala, demam, sakit punggung, lemas (asthenia), nyeri otot, mual dan muntah (terutama yang terkena langsung dari gigitan hewan) serta pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Cacar monyet memiliki perbedaan dengan gejala cacar lainnya yaitu adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Pada kasus lain, gejala yang ditimbulkan bisa saja lebih parah, seperti gangguan pernapasan seperti radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.
2. Periode erupsi kulit
Gejala dalam periode erupsi kulit pada cacar monyet adalah munculnya ruam pada kulit, biasanya akan terjadi pada 1-3 hari setelah pengidap mengalami demam.
Gejala ini awalnya akan muncul ruam di wajah, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh. Area tangan, kaki dan wajah merupakan bagian yang paling terdampak ruam Ruam pada kulit diawali dengan bintik – bintik kemudian berubah menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Lalu, dalam beberapa waktu akan membentuk kerak.
Menurut Kementerian Kesehatan, tindakan pencegahan terhadap infeksi virus cacar monyet dapat dilakukan sebagai berikut
1. Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).
2. Hindari kontak dengan bahan apapun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
4. Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi
Memasak daging dengan benar dan matang.
Meningkatnya kasus cacar monyet di Indonesia merupakan peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan.