Kepala Badan Gizi Nasional Tinjau SPPG Pasirkaliki Cimahi, Contoh Integrasi Program Gizi Nasional

Badan Gizi Nasional
Kepala Badan Gizi Nasional didampingi Pj Wali Kota Cimahi dan jajaran kunjungi SPPG di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengunjungi Sentra Pangan dan Gizi (SPPG) yang dikelola oleh Yayasan Arara di Kelurahan Pasirkaliki. SPPG ini menjadi percontohan karena telah berhasil mengintegrasikan program pangan dan gizi dari berbagai tahapan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Salah satu keunggulan SPPG Pasirkaliki adalah ketersediaan unit pasteurisasi susu, yang menjadikannya SPPG pertama di Indonesia yang mampu menyediakan susu segar setiap hari bagi para siswa.

Dadan menekankan bahwa meskipun pemberian susu tidak dilakukan setiap hari, minimal tiga kali dalam seminggu sudah cukup untuk mendukung asupan gizi anak-anak sekolah.

Dalam kunjungannya, Dadan sedikit menjelaskan alur distribusi susu yang dikelola SPPG Pasirkaliki. Dimana susu segar dari peternak dipasteurisasi dengan alat khusus, kemudian didinginkan sebelum dikirim ke sekolah-sekolah. Distribusi dilakukan menggunakan botol yang dapat diisi ulang untuk mengurangi limbah plastik.

“Susu segar yang diproduksi di sini memiliki kandungan protein yang mencukupi karena tidak dicampur dengan air atau bahan lain. Sementara itu, susu kemasan yang beredar di pasaran umumnya hanya mengandung sekitar 20-30% susu segar,” jelasnya.

Menurut Dadan, 110 ml susu dari SPPG ini setara dengan lima kotak susu kemasan yang beredar di pasaran. Oleh karena itu, susu dari SPPG lebih bermanfaat bagi kesehatan anak-anak.

Ia juga mengapresiasi pengelolaan SPPG Pasirkaliki yang dinilainya sangat baik dan profesional.

“Saya senang melihat pengelolaan di sini yang sudah berpengalaman. Menu yang disediakan juga sangat baik dan bergizi,” ujarnya.

Melihat potensi pengembangan, Dadan mendorong agar SPPG serupa didirikan di lokasi lain yang lebih dekat dengan sekolah-sekolah yang membutuhkan program makanan bergizi gratis.

Menjelang bulan Ramadan, Dadan memastikan bahwa program makan bergizi gratis tetap berjalan. Namun, mekanisme distribusinya akan disesuaikan, misalnya dengan membagikan makanan bergizi untuk dibawa pulang bagi siswa yang berpuasa, sementara yang tidak berpuasa dapat menyantapnya di sekolah.

“Untuk mendukung kelestarian lingkungan, makanan yang dibawa pulang akan dikemas dalam paper bag yang mudah terurai di tanah.” tandasnya.

Adapun pemantauan kandungan gizi setiap SPPG dilakukan oleh ahli gizi yang bertugas menghitung kalori, protein, dan zat gizi lainnya dalam setiap menu yang diberikan kepada siswa.

“Kami mengadakan rapat koordinasi setiap sore untuk mengevaluasi program yang telah berjalan pada hari itu,” tambahnya.

Saat ini, terdapat sekitar 245 SPPG yang tersebar di 34 provinsi. Dalam waktu dekat, BGN berencana menambah sekitar 230 SPPG baru, sehingga pada Februari 2025 jumlahnya akan mencapai lebih dari 450 unit di 36 provinsi.

BGN tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi lebih pada standar komposisi gizi. Oleh karena itu, setiap SPPG wajib memiliki ahli gizi yang dapat menyesuaikan menu dengan budaya lokal dan preferensi anak-anak. (Bzo)

 

 

Berita Utama