nyaringindonesia.com (Kab.Bandung) Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo menyayangkan terjadinya insiden saat laga Persib Bandung melawan PSIS Semarang di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa(27/2/2024).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menurut Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan insiden kericuhan terjadi diluar stadion Si Jalak Harupat Kapolresta Bandung, kericuhan terjadi akibat hadirnya suporter tim tamu datang langsung ke Stadion Si Jalak Harupat untuk menyaksikan pertandingan. Suporter tim tamu sudah dilarang untuk menonton langsung ke stadion. Hal itu sesuai dengan aturan dari PSSI dan PT LIB. Kapolresta Bandung pun mengaku pihaknya sudah mengimbau kepada suporter tim tamu untuk menyaksikan laga di layar kaca(televisi).
Sekitar setengah jam menjelang pertandingan dimulai dan dilakukan pemeriksaan tiket kepada para penonton, ada sekitar 7 bus rombongan suporter tamu berupaya masuk ke area stadion. Kapolresta Bandung mengaku pihaknya sempat menahan rombongan bus dengan 500-600 orang suporter itu masuk ke area stadion si Jalak Harupat.
Suporter PSIS Semarang melakukan pengancaman akan merusak pintu pagar stadion, agar mereka bisa masuk area stadion. Bahkan lebih dari itu, mereka juga akan menuntut ganti rugi atas tiket yang sudah dibeli, sekaligus menuntut biaya makan dan transportasi yang sudah mereka keluarkan selama perjalanan dari Semarang ke Bandung. Karena mendapat ancaman, akhirnya pihak panpel pun mengijinkan mereka masuk.
“Namun kami tetap bersikukuh agar suporter tim tamu ini dalam penjagaan ketat selama pertandingan berlangsung. Bahkan kami membuat barikade pengamanan personil, baik terhadap terhadap personel PSIS maupun Persib,” kata Kombes Pol Kusworo Wibowo saat ditemui di Si Jalak Harupat
pihaknya berhasil melakukan penjagaan. Bahkan 30 menit sebelum pertandingan usai, pihaknya sudah mengawal suporter tim tamu untuk pulang lebih dulu meninggal area komplek Stadion Si Jalak Harupat-Kab. Bandung
“Secara keselamatan, insiden ini aman. Seandainya kami tidak bekerja keras melakukan pengamanan, bisa jadi timbul korban,” kata Kusworo. (RY)
