CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Disbudparpora Cimahi telah mengusulkan peningkatan proyek Eco Wisata Cimenteng kepada pihak provinsi dengan anggaran sebesar 3.75 miliar.
Meskipun demikian, hanya dana sebesar 1.7 miliar dari APBD Kota yang disetujui, yang termasuk dalamnya untuk pembangunan fisik dan penyusunan Detail Engineering Design (DED). Dana sebesar 1.4 miliar dialokasikan untuk pembangunan fisik tersebut.
Anggaran untuk tahap pertama pembangunan provinsi baru telah diumumkan pada tahun 2021, dengan pelaksanaannya dimulai pada bulan September pada tahun yang sama.
Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olahraga Cimahi, Nina Jullita menyatakan, Pj Kota berkeinginan agar akses ke tempat wisata tidak menjadi hambatan. Dalam rangka itu, pihaknya telah memperhatikan dan merencanakan solusi untuk masalah tersebut.
“Kedepannya telah menghasilkan Dokumen Rencana Detail (DED) untuk revitalisasi yang lebih menarik. Meskipun proyek ini belum selesai, namun telah banyak masyarakat yang memanfaatkan Ewik saat ini,” ucapnya. Senin (04/03/2024.
Nina berencana kedepannya, jika harus memperluas akses jalan, hal tersebut akan memerlukan upaya yang lebih besar.
“Alhamdulillah sudah banyak yang bisa dimanfaatkan dengan adanya Eco Wisata Cimenteng Cimahi,” ungkap Nina.
Kedepannya, pihaknya akan berencana untuk menjalin kolaborasi dengan komunitas lain, termasuk mobil Komodo yang diproduksi di Cimahi.
“Dan ini sudah booming untuk daerah-daerah yang memiliki tempat wisata dengan akses jalan yang sulit,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Kasi Pariwisata Disbudparpora, Hendra Gunawan mengatakan, awalnya yang dibangun adalah alun-alun mini, musholla, toilet, pusat informasi (TIC), pendopo, dan guest house di bagian atas.
“Pada 2022, Provinsi tidak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan tembok penahan tanah,” ungkap Hendra.
“Namun, karena kondisi kritis di area perbatasan dengan tanah penduduk, pemerintah memutuskan untuk melakukan pengadaan langsung pembangunan tembok dari APBD,” tambahnya.
Pada tahun 2023, meskipun tidak menerima bantuan dari provinsi, kami mengalokasikan sekitar 1,5 miliar dari APBD Kota untuk pembangunan. Diantaranya adalah pembangunan food court, jalan setapak, dan instalasi air mancur.
“Anggaran sebesar 1.4 miliar akan digunakan untuk pembangunan yang sedang direview perencanaannya. Diharapkan pembangunan fisiknya dimulai pada awal Maret 2024. Namun, anggaran tersebut hanya sebagian kecil dari total yang diperlukan, yakni hampir 4 miliar,” jelas Hendra.
“Rencananya untuk tahun 2024 ini akan melakukan pembangunan ampli theater, menara pandang, souvernir booth, dan gapura,” tambahnya.
Pemerintah Kota telah berkoordinasi dengan warga mengenai masalah parkir, mengidentifikasi tiga lokasi tanah yang akan diakuisisi.
Namun, keterbatasan anggaran mungkin menjadi hambatan dalam proses pengadaan lahan tersebut. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah memanfaatkan Taman Kahati yang memiliki luas yang cukup besar sebagai alternatif.
“Masih ada beberapa hal yang belum ditangani, seperti pemagaran sekitar, perbaikan lanskap, kurangnya lampu penerangan di sekitar area, kebutuhan jaringan pemadam kebakaran yang belum terpenuhi, dan kekurangan pos satpam,” kata Hendra.
Hendra sangat yakin bahwa proyek Ewik akan resmi diluncurkan pada tahun 2025, asalkan anggarannya terpenuhi tanpa kendala. Dengan semangat yang membara, ia menyatakan bahwa kemungkinan untuk bermitra dengan UPT atau pihak ketiga masih menjadi opsi yang sangat memungkinkan.
“Destinasi wisata diwajibkan untuk mengelola dirinya sendiri secara mandiri dengan sumber dana internal yang cukup.
Dalam rangka itu, pengunjung diharapkan untuk membayar tiket masuk agar dapat mendukung pengelolaan operasional yang mencakup biaya listrik, air, serta penggajian pegawai,” tutup Hendra.