CIREBON, NyaringIndonesia.com – Seorang jurnalis yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) DPC Kota Cirebon, Raden Kemal, berhasil mengungkap kasus perdagangan manusia yang melibatkan warga negara Indonesia di Kamboja.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Keberhasilan ini tidak hanya membawa kebahagiaan bagi korban, tetapi juga menunjukkan komitmen seorang jurnalis dalam membela kemanusiaan.
Raden Kemal menemukan kasus ini ketika berinteraksi dengan seorang wanita bernama Silvia melalui Facebook. Silvia, yang mengaku sebagai sales marketing produk kecantikan di Medan, menarik perhatian Kemal.
Namun, insting jurnalistiknya menemukan kejanggalan dalam percakapan mereka. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa identitas Silvia adalah palsu dan terlibat dalam lingkaran penipuan menggunakan robot.
Kemal semakin curiga dan meminta untuk berbicara langsung dengan Silvia melalui telepon. Setelah keberhasilan menghubungi Silvia, dia mengungkapkan identitasnya sebagai wartawan dan Ketua PWRI DPC Kota Cirebon. Silvia kemudian menghindar dan menutup teleponnya.
Beberapa waktu kemudian, seseorang bernama Fahrizal menghubungi Kemal dan mengaku sebagai Silvia. Fahrizal mengungkapkan bahwa mereka adalah korban perdagangan manusia di Kamboja, bersama lima orang lainnya dari Medan dan Aceh.
Mereka dipaksa terlibat dalam penipuan online untuk mendapatkan uang, dengan target bulanan yang sangat tinggi. Kemal segera mengambil langkah untuk membantu mereka mempercepat proses pembebasan dengan melaporkan kasus ini kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja.
Dua hari setelah intervensi Kemal, dia menerima panggilan video dari para korban yang sedang dalam perjalanan pulang ke Indonesia setelah diizinkan pulang oleh bos mereka.
Mereka mengucapkan terima kasih kepada Kemal atas bantuannya. Namun, dari foto yang diterima, masih terlihat banyak warga Indonesia lainnya yang masih ditahan di lokasi yang sama.
Kemal mengakui bahwa proses pemulangan korban terkesan terburu-buru dan tidak mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
Meski demikian, ia bersyukur atas pembebasan mereka dan berharap pemerintah Indonesia dapat meningkatkan upaya dalam menangani kasus-kasus perdagangan manusia yang masih tersebar luas.
“Kami bersyukur atas bantuan dan kerja sama semua pihak yang terlibat dalam pembebasan kami. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan aktif dalam membantu sesama,” ujar Raden Kemal, Ketua PWRI DPC Kota Cirebon.
Kasus ini menegaskan bahwa peran seorang jurnalis tidak hanya terbatas pada melaporkan berita, tetapi juga dapat menjadi agen perubahan yang mampu menyelamatkan nyawa dan memberikan harapan bagi korban perdagangan manusia.
Follow berita dan artikel NyaringIndonesia di Google News