Cimahi, NyaringIndonesia.com – Pasar aset kripto mengalami minggu yang penuh dinamika dengan beberapa perkembangan signifikan yang mampu mengguncang industri. Di tengah sorotan utama, Pi Network menghadapi gelombang kritik dari komunitas penggunanya terkait migrasi mainnet, pertemuan kripto yang diselenggarakan oleh Presiden AS Donald Trump menuai kekecewaan, serta munculnya wallet Bitcoin yang terkait dengan pasar gelap. Di sisi lain, kabar mengenai potensi perubahan klasifikasi XRP oleh SEC juga menarik perhatian pasar dan analis kripto. Berikut ini adalah rangkuman perkembangan kripto utama yang berpotensi membentuk masa depan sektor ini.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!- Pi Network Dikecam Terkait Proses Migrasi Mainnet
Pi Network, salah satu proyek kripto yang paling banyak diperbincangkan, kembali menjadi sorotan setelah menerima kritik tajam dari komunitas Pioneers-nya. Pasalnya, banyak pengguna yang mengalami kesulitan besar dalam melakukan migrasi koin Pi mereka ke mainnet sebelum batas waktu yang ditentukan. Proses ini semakin dipersoalkan, karena hampir 80% saldo Pi pengguna masih terverifikasi sebagai tidak valid, meskipun sebagian besar sudah menyelesaikan proses KYC (Know Your Customer).
Salah seorang pengguna mengungkapkan keluhannya,
“Seluruh proses ini adalah lelucon. Meskipun sudah menyelesaikan KYC, saldo saya tidak terverifikasi. Saya bahkan belum menerima tindak lanjut dari tiket dukungan yang saya kirimkan beberapa minggu lalu.”
Masalah ini semakin memperburuk persepsi negatif terhadap Pi Network, dengan banyak Pioneers yang beralih menjual akun mereka karena frustrasi. Hal ini menambah ketidakpastian tentang harga koin Pi setelah batas waktu migrasi berakhir. Lebih jauh lagi, laporan terbaru mengungkapkan bahwa tim inti Pi Network masih memegang sekitar 82,8 miliar koin Pi, yang memicu pertanyaan serius mengenai sentralisasi proyek ini.
Apakah Pi Network bisa mempertahankan klaimnya sebagai proyek terdesentralisasi atau justru berisiko terjebak dalam kendali kelompok kecil? Ini adalah pertanyaan besar yang kini mengguncang kepercayaan publik terhadap masa depan Pi Network.
- Bitcoin Kuno Kembali Terlibat dalam Aktivitas Ilegal di Dark Web
Di dunia yang lebih gelap, sebuah wallet Bitcoin yang terkait dengan transaksi ilegal di dark web kembali muncul ke permukaan. Wallet ini sebelumnya dikaitkan dengan Nucleus Marketplace, sebuah pasar obat-obatan terlarang di darknet yang offline pada tahun 2016 setelah diduga terjadi penangkapan pendirinya atau exit-scam.
Namun, setelah sembilan tahun, wallet tersebut tiba-tiba mentransfer Bitcoin senilai lebih dari US$77,5 juta, menimbulkan spekulasi tentang aktivitas ilegal yang mungkin masih berlangsung di balik layar.
Menurut Arkham, platform analisis Donald Trump yang disimpan di wallet tersebut tidak pernah dipindahkan sejak pasar Nucleus ditutup. Kini, transaksi besar ini mengundang perhatian pihak berwenang dan memicu pertanyaan mengenai pengawasan terhadap dana yang berpotensi digunakan untuk aktivitas terlarang.
Munculnya kembali wallet ini mengingatkan kita pada penggunaan Bitcoin di masa lalu yang kontroversial, terutama di pasar gelap. Aktivitas semacam ini menjadi bukti betapa pentingnya transparansi dalam pengawasan dan regulasi mata uang kripto.
- SEC Mempertimbangkan Klasifikasi Ulang XRP sebagai Komoditas
Salah satu isu utama minggu ini adalah spekulasi mengenai langkah selanjutnya dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terkait XRP. Setelah kemenangan hukum yang diraih oleh Ripple, yang berhasil membuktikan bahwa penjualan XRP di pasar sekunder tidak termasuk transaksi sekuritas, rumor mulai beredar bahwa SEC dapat mengklasifikasikan XRP sebagai komoditas, bukan sekuritas.
Rumor ini mencuat setelah regulator negara bagian Vermont memutuskan untuk menghentikan kasus mereka terhadap Coinbase, mengutip pembentukan Task Force Kripto SEC yang baru. Beberapa pihak melihat hal ini sebagai peluang besar bagi Ripple, yang dapat memengaruhi pertarungan hukum jangka panjang mereka dengan SEC.
Jika hal ini benar terjadi, XRP akan berada di bawah yurisdiksi CFTC (Commodity Futures Trading Commission) dan bukan SEC. Perubahan ini berpotensi menciptakan regulasi yang lebih ramah bagi Ripple dan para investornya, membuka jalan bagi pembentukan ETF XRP di masa depan. Namun, meskipun banyak yang berharap regulasi yang lebih jelas dan ringan, masih ada kekhawatiran bahwa perubahan klasifikasi ini justru akan memicu pengawasan yang lebih ketat dan tuntutan kepatuhan yang lebih besar.
- Pertemuan Kripto Trump di Gedung Putih Menyisakan Kekecewaan
Di dunia politik, pertemuan yang sangat dinanti-nanti antara Presiden AS Donald Trump dengan para pelaku industri kripto di Gedung Putih berakhir dengan kekecewaan. Acara yang seharusnya memberikan panduan kebijakan yang jelas bagi sektor ini justru lebih banyak diisi dengan pernyataan umum yang tidak memberikan arahan konkret.
Trump tampaknya gagal untuk menyampaikan kebijakan yang dapat memberikan dukungan nyata kepada industri aset digital. Beberapa topik penting seperti regulasi stablecoin, mata uang digital bank sentral (CBDC), dan masa depan Bitcoin serta Ethereum di AS justru terabaikan.
Clemente, seorang trader NFT terkenal, bahkan menyebut pertemuan tersebut sebagai “hal paling memalukan yang pernah saya saksikan.” Para pengkritik berpendapat bahwa jika Trump ingin menarik perhatian investor kripto, ia harus merumuskan kebijakan yang lebih spesifik dan komprehensif daripada sekadar mengandalkan janji-janji yang samar.
- Penurunan Lalu Lintas di Binance dan Coinbase: Menurunnya Kepercayaan Investor
Pada sisi pasar, dua bursa kripto terbesar, Binance dan Coinbase, melaporkan penurunan lalu lintas hampir 30% minggu ini. Penurunan ini mencerminkan berkurangnya aktivitas perdagangan di kalangan investor ritel. Volume perdagangan spot dan derivatif juga menunjukkan penurunan signifikan, menandakan ketidakpastian yang melanda pasar.
Penurunan ini dapat dilihat sebagai efek dari ketidakpastian yang melanda pasar kripto, dengan banyak investor yang khawatir tentang kebijakan regulasi yang semakin ketat, serta volatilitas pasar yang lebih rendah. Selain itu, faktor seperti ketidakpastian mengenai Bitcoin ETF dan lambatnya adopsi institusional turut memperburuk sentimen pasar.
Persaingan ketat dari bursa terdesentralisasi (DEX) dan platform alternatif dengan biaya yang lebih rendah juga semakin memperburuk keadaan bagi CEX (Centralized Exchange) seperti Binance dan Coinbase. Hal ini menunjukkan bahwa para trader semakin mencari alternatif dengan biaya lebih rendah dan lebih sedikit pengawasan regulasi.
Industri kripto kini berada di persimpangan yang sangat penting. Dari tantangan yang dihadapi oleh Pi Network, pertemuan politik yang tidak memenuhi harapan, hingga perubahan potensial dalam regulasi XRP, sektor ini tengah dipengaruhi oleh banyak faktor yang bisa menentukan arah masa depannya. Dengan ketidakpastian yang semakin meningkat, investor dan pelaku pasar kripto harus tetap waspada terhadap perkembangan yang terus berubah dan menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kondisi pasar.