Prabumulih, NyaringIndonesia.com – Putri Wali Kota Prabumulih, Aura, kembali menjadi perbincangan publik setelah keterlibatannya dalam insiden di SMP Negeri 1 Prabumulih yang berujung pada pencopotan kepala sekolah dan seorang satpam.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kasus ini mencuat setelah Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, menegur Aura yang kedapatan masuk ke lingkungan sekolah menggunakan mobil. Teguran tersebut dilaporkan kepada Wali Kota Prabumulih, Arlan, yang kemudian memutasi Roni dan satpam bernama Ageng dari jabatannya.
Keputusan tersebut menuai reaksi keras dari masyarakat dan viral di media sosial, memicu gelombang kritik terhadap keluarga Wali Kota, khususnya Aura.
Tak berhenti di situ, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ikut angkat suara. Lembaga antirasuah itu menyatakan akan menelusuri status kepemilikan kendaraan yang digunakan Aura, lantaran mobil tersebut tidak tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Arlan.
“Nanti kami cek, apakah kendaraan yang viral di media itu milik yang bersangkutan, anaknya, atau keluarga yang masih menjadi tanggungan,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2025).
Budi menegaskan bahwa aset atas nama anak pejabat yang masih dalam tanggungan wajib dilaporkan. Berdasarkan LHKPN per Agustus 2024, Arlan tercatat memiliki kekayaan senilai Rp17,002 miliar, termasuk 18 bidang tanah dan bangunan, serta 12 kendaraan bermotor.
Setelah insiden tersebut menjadi sorotan luas, Aura diketahui pindah sekolah secara mendadak. Ia kini tercatat sebagai siswi SMPN 5 Prabumulih sejak Senin (22/9/2025).
“Kebetulan beberapa pekan lalu ada siswa yang keluar, jadi kuota untuk kelas VIII tersedia,” ungkap Wakil Kepala Humas SMPN 5, Meynita, dikutip dari Bangka Pos. Ia menyebut, keputusan ini diambil agar Aura dapat lebih fokus pada pendidikannya tanpa tekanan publik.
Dalam konferensi pers pada Jumat (19/9/2025), Arlan menyampaikan permintaan maaf dan mengakui bahwa keputusannya mencopot Roni diambil secara emosional setelah mendengar laporan dari putrinya.
Menurut Arlan, peristiwa terjadi pada hari libur ketika Aura dan teman-temannya baru selesai latihan marching band. Karena hujan deras, Aura diantar sopir menggunakan mobil, namun dilarang masuk oleh satpam.
“Anak saya tidak pernah membawa mobil sendiri. Hari itu dia hanya diantar oleh sopir karena hujan,” jelas Arlan.
Meski klarifikasi telah disampaikan, publik tetap menyoroti langkah Arlan. Aura disebut mengalami tekanan psikologis hingga akhirnya memilih pindah sekolah. Kini, dengan statusnya sebagai siswi baru di SMPN 5, publik menanti apakah kehidupan sekolah Aura akan kembali normal di tengah sorotan yang belum mereda.
=====================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News