Krisis Peluang Hidup, #KaburAjaDulu Jadi Fenomena Nasional

Foto ilustrasi #KaburAjaDulu (Poskota)

Jakarta, NyaringIndonesia.com – Tagar #KaburAjaDulu menjadi viral di berbagai platform media sosial sejak Februari 2025. Fenomena ini mencerminkan keresahan banyak anak muda Indonesia yang ingin mencari peluang hidup lebih baik di luar negeri.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Berbagai alasan mendorong gelombang keinginan ini, mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan layak di dalam negeri, rendahnya tingkat gaji, mahalnya biaya pendidikan, hingga ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.

Kondisi ini memicu kekhawatiran tentang potensi “brain drain”, yaitu kehilangan sumber daya manusia berkualitas yang dapat berpengaruh pada produktivitas dan inovasi nasional.

Menanggapi fenomena ini, sejumlah tokoh publik, termasuk Anies Baswedan, memberikan pandangan yang lebih moderat. Ia menyatakan bahwa mencari peluang di luar negeri tidak berarti kurang nasionalis.

Sebaliknya, menurut Anies, upaya tersebut justru bisa menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas hidup dan nantinya berkontribusi lebih besar bagi bangsa Indonesia.

“Mencari pengalaman di luar negeri justru bisa menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperkaya pengalaman, yang pada akhirnya dapat membawa manfaat lebih besar bagi bangsa Indonesia,” ujar Anies dalam sebuah wawancara.

Fenomena #KaburAjaDulu menjadi tantangan serius yang harus segera direspons oleh pemerintah dan pemangku kepentingan, agar Indonesia tidak kehilangan generasi mudanya yang potensial.

Dilansir dari Wikipedia, fenomena ini juga turut menarik perhatian kalangan akademisi dan pengamat, seperti Tadjudin Nur Effendi (Analis ketenagakerjaan, UGM), mengaitkan viralnya tagar ini dengan ketidakpastian kondisi sosial ekonomi, termasuk pemotongan anggaran negara sebesar Rp306,69 triliun yang memengaruhi stabilitas pekerjaan di sektor publik.​

Sementara, Suko Widodo (Pakar komunikasi politik, Universitas Airlangga): Melihat fenomena ini sebagai refleksi melemahnya semangat kebangsaan di kalangan generasi muda akibat ketidakpastian sosial ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dianggap abai terhadap generasi muda.​

Sedangkan, Radius Setiyawan (Sosiolog, Universitas Muhammadiyah Surabaya) menilai tren ini sebagai ekspresi frustrasi, terutama dari Generasi Z, terhadap kebijakan publik yang kontroversial, menunjukkan adanya kesenjangan antara persepsi pemerintah dan realitas yang dirasakan masyarakat.

 

==============

Disclaimer:

Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Market

Market

Berita Utama