CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan Utama tahun 2025 dilakukan berdasarkan hasil rembuk warga dan potensi yang ada di wilayah tersebut. Dari empat bidang yang diusulkan, pengadaan lahan pemakaman menjadi prioritas utama di bidang pemerintahan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Lurah Utama, Agus Suherlan, menjelaskan bahwa usulan warga di Kelurahan Utama mencakup berbagai aspek. Pada bidang ekonomi, fokusnya adalah pengembangan UMKM, sedangkan bidang sosial budaya lebih menyoroti kondisi lingkungan.
Namun, permasalahan sampah dan kemiskinan tetap menjadi perhatian utama, sebagaimana yang juga terjadi di wilayah lain di Kota Cimahi.
Menurut Agus, permasalahan stunting dan sampah menjadi isu besar. Namun, khusus di Kelurahan Utama, perhatian lebih diarahkan pada kebutuhan akan lahan pemakaman.
“Bukan berarti kami mengesampingkan masalah banjir, tetapi lahan pemakaman menjadi prioritas yang mendesak,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa banjir masih menjadi kendala, terutama di RW 15, RT 05. Meski beberapa wilayah lain telah teratasi dengan pemasangan mesin pompa, kawasan tersebut masih mengalami banjir saat musim hujan.
Mengenai lahan pemakaman, Agus mengungkapkan bahwa dari tahun-tahun sebelumnya belum ada langkah konkret yang dilakukan secara prioritas. Oleh karena itu, pemerintah akan berupaya menyelesaikan program ini di bawah kepemimpinan Wali Kota yang baru.
Pada Musrenbang kali ini, pengadaan lahan pemakaman menjadi topik utama pembahasan. Lurah Agus memastikan bahwa usulan tersebut akan diupayakan di tingkat kecamatan dan dikawal hingga menjadi prioritas.
“Jika di tingkat kecamatan hal ini dapat menjadi prioritas, maka kami akan mengajukannya ke DPRD untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Ketua DPRD Kota Cimahi hadir dalam Musrenbang ini dan memberikan arahan langsung untuk mendukung program yang diusulkan warga Kelurahan Utama.
Adapun lahan yang diusulkan untuk pemakaman terletak di RW 11, di sekitar Lapangan Krida, dengan luas sekitar 6.000 meter persegi.
“Luasnya kurang lebih 6.000 meter. Mudah-mudahan ini bisa terlaksana, dan minimal pada tahun 2026 program ini dapat tuntas,” tutup Agus. (Bzo)