Kilas Balik Malam Satu Suro: Tradisi dan Makna Peringatan Tahun Baru Jawa

Peringatan Malam Satu Suro tradisi dalam kalender Jawa
Peringatan Malam Satu Suro tradisi dalam kalender Jawa

Nyaringindonesia.com – Malam Satu Suro merupakan malam hari pertama dalam kalender Jawa, yang dirayakan bersamaan dengan hari pertama bulan Muharam dalam kalender Hijriah.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Tradisi ini dikenal dengan berbagai nama, termasuk “Suro” yang berasal dari bahasa Arab “Asyura” yang berarti sepuluh atau hari kesepuluh bulan Muharam. Dalam dialek Jawa, “Asyura” diucapkan menjadi “Suro” atau kadang disebut “Suran”.

Peringatan Malam Satu Suro biasanya dimulai pada malam hari setelah Maghrib, sebelum tanggal 1 Suro atau 1 Muharam. Ini sesuai dengan keyakinan Jawa yang menyatakan bahwa pergantian hari baru dimulai saat matahari terbenam.

Perayaan ini memiliki makna penting sebagai peringatan pergantian waktu, yang dianggap terkait langsung dengan siklus kehidupan, ritual, dan perhitungan waktu.

Tradisi perayaan Malam Satu Suro bervariasi di setiap daerah, tergantung pada kebudayaan setempat.

Beberapa daerah melaksanakan tradisi mistis seperti tirakatan, kungkum (berendam di sungai), dan ritual pembersihan benda-benda pusaka.

Di Yogyakarta, Keraton Yogyakarta mengadakan ritual kirab malam Satu Suro, di mana benda-benda pusaka keraton diarak keliling kota.

Seiring waktu, perayaan Malam Satu Suro semakin merambah ke berbagai wilayah di Indonesia dan menjadi perayaan besar bagi umat Islam di Indonesia dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam. Ini menunjukkan perpaduan budaya Jawa dan ajaran Islam yang harmonis.

Pandangan terkait kesakralan Satu Suro tidak terlepas dari sejarah Sultan Agung yang menguasai Mataram sekitar tahun 1613-1645.

Sultan Agung menginisiasi pemadanan kalender Saka dengan kalender Islam Hijriyah, menciptakan kalender Jawa yang masih digunakan hingga saat ini.

Dengan demikian, perayaan Satu Suro tidak hanya mengandung unsur budaya tetapi juga sejarah dan religiusitas.

Di balik sejumlah ritual yang berkaitan dengan hal-hal mistis, tujuan utama peringatan Malam Satu Suro adalah untuk introspeksi diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Ini menjadi momen bagi banyak orang untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperkuat ikatan spiritual. Selain itu, perayaan ini juga menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan tradisi serta warisan budaya leluhur.

Secara keseluruhan, Malam Satu Suro adalah momen penting dalam kalender Jawa dan Islam di Indonesia.

Dengan makna yang mendalam dan tradisi yang kaya, perayaan ini terus menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia, menghubungkan masa lalu, sekarang, dan masa depan dalam harmoni budaya dan spiritualitas.

Follow Berita Nyaring Indonesia di Google News

Berita Utama