Memilih Calon Pemimpin Menurut Pandangan Islam

pemilu 2024
Gambar illustrasi cara memilih pemimpin menurut pandangan Islam

NyaringIndonesia.com – Menjelang pertarungan pada Pemilu 2024, para kandidat baik calon presiden maupun setingkat daerah seperti gubernur, bupati, walikota, anggota dewan sudah banyak yang mensosialisasikan figur serta partainya.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Menjadi pejabat publik saat ini dinilai sebagai aset karena berdampak pada keuntungan, kelebihan, kemudahan, dan keistimewaan lainnya.

Sehingga jabatan itu menjadi impian dan obsesi banyak orang, termasuk politikus, purnawirawan, birokrat, saudagar, tokoh masyarakat, dan bahkan artis.

Ironisnya, banyak dari mereka yang kurang memahami hakikat dari kepemimpinan itu sendiri. Mereka hanya melihat jabatan sebagai keistimewaan, fasilitas, kewenangan tanpa batas, kebanggaan, dan popularitas.

Padahal, hakikat kepemimpinan adalah tanggung jawab, pengorbanan, pelayanan, dan keteladanan yang dilihat dan dinilai oleh banyak orang.

Hakikat Kepemimpinan dalam Islam

Dalam Islam, kepemimpinan memiliki hakikat yang dalam. Al-Quran dan Hadits memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana seseorang harus menjadi pemimpin. Ada dua konsep penting yang harus dipahami tentang hakikat kepemimpinan dalam Islam.

Pertama, kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran bukan sekadar kontrak sosial antara pemimpin dan masyarakatnya, melainkan merupakan ikatan perjanjian antara pemimpin dan Allah. Oleh karena itu, kepemimpinan adalah amanah, bukan sesuatu yang diminta, dikejar, atau diperebutkan. Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar untuk melayani rakyatnya dan harus memahami bahwa balasannya hanya dari Allah di akhirat, bukan kekayaan atau kemewahan di dunia.

Kedua, kepemimpinan menuntut keadilan. Seorang pemimpin harus adil, mengurus dan melayani semua lapisan masyarakat tanpa memandang agama, etnis, budaya, atau latar belakang. Keadilan adalah konsep yang sangat penting dalam kepemimpinan Islam.

Kriteria Pemimpin dalam Islam

Ada empat kriteria utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam Islam:

  1. Shidq: Kebenaran dan kesungguhan dalam sikap, ucapan, dan tindakan. Seorang pemimpin harus jujur dan tulus. Lawannya adalah bohong.
  2. Amanah: Kepercayaan dan kemampuan untuk menjaga amanah yang diberikan. Seorang pemimpin harus terpercaya dan menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya. Lawannya adalah khianat.
  3. Fathonah: Kecerdasan, cakap, dan kemampuan dalam menghadapi persoalan. Seorang pemimpin harus cerdas dan mampu mengatasi tantangan. Lawannya adalah bodoh.
  4. Tabligh: Kemampuan untuk bertanggung jawab dan akuntabel atas tindakan-tindakannya. Seorang pemimpin harus transparan dan tidak menyembunyikan kesalahan atau kekurangan.

Memilih Pemimpin

Memilih pemimpin dalam Islam adalah tanggung jawab besar. Masyarakat harus memilih pemimpin yang memiliki aqidah yang benar, pengetahuan yang luas, akhlak yang baik, dan kemampuan administratif. Pemimpin yang dipilih harus peduli terhadap urusan agama dan masyarakat, bukan sekadar kepentingan pribadi atau politik.

Sikap masyarakat terhadap pemimpin juga penting. Masyarakat harus mendukung dan taat kepada pemimpin yang dipilihnya, tanpa membencinya. Pemimpin, di sisi lain, harus memahami kehendak dan penderitaan rakyat, serta harus menunjukkan jalan menuju kebahagiaan sesuai dengan petunjuk Allah.

Dengan memahami hakikat kepemimpinan dalam Islam, kriteria pemimpin yang sejati, dan tanggung jawab dalam memilih serta mendukung pemimpin yang tepat, masyarakat dapat menciptakan kepemimpinan yang adil dan berkualitas sesuai dengan prinsip-prinsip agama. (Tim redaksi)

 

Berita Utama