NyaringIndonesia.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi mengalami penguatan sebesar 0,04 persen atau 6 poin, mencapai 15.695 per dolar AS, dibandingkan dengan angka sebelumnya yang berada di 15.701 per dolar AS.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ariston Tjendra, seorang pengamat pasar uang, memproyeksikan potensi pelemahan rupiah pada hari Selasa, menuju level 15.750 per dolar Amerika Serikat (AS), dengan potensi dukungan di sekitar 15.680 per dolar AS.
“Tidak ada sentimen baru yang mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS dari kemarin hingga pagi ini. Jadi, rupiah masih memiliki potensi untuk melemah terhadap dolar AS hari ini, seperti yang terjadi kemarin,” ujar Ariston, Selasa (14/11/2023).
Menurutnya, para pelaku pasar masih memfokuskan perhatian mereka pada kebijakan suku bunga tinggi AS, isu di Jalur Gaza Palestina, dan perlambatan ekonomi di China.
Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, menyiratkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS lagi untuk menstabilkan tingkat inflasi yang hingga saat ini belum turun ke level target 2 persen.
Terhadap situasi ekonomi di Negeri Tirai Bambu, pada pekan lalu, aktivitas ekspor China pada Oktober 2023 mengalami penurunan melebihi konsensus pasar, yakni -6,4 persen dibandingkan dengan ekspektasi sebesar -3,3 persen.
China juga melaporkan adanya deflasi, yang dapat diartikan sebagai penurunan permintaan dan pelambatan ekonomi di negara tersebut.
Malam ini, pasar menantikan data inflasi konsumen AS untuk bulan Oktober 2023. Data ini menjadi sorotan pasar karena berpengaruh pada ekspektasi kebijakan suku bunga AS ke depan. Oleh karena itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam fase konsolidasi.
“Inflasi diperkirakan mencapai 3,3 persen year on year (yoy), turun dari angka sebelumnya sebesar 3,7 persen,” ungkap Ariston