NyaringIndonesia.com – Sebagai makhluk yang diberikan akal, dalam pemikiran manusia selalu terbersit cara hidup harmoni agar kehidupannya berjalan sesuai keinginan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Namun, cara itu membutuhkan formula. Berawal pemikiran itu, mulai muncul pemikiran bahwa manusia butuh negara yang mampu mengatur tanpa ada pertumpahan darah.
Berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk merumuskan format agar dunia tidak melulu dipenuhi kekecewaan, tapi justru harus mewujudkan keadilan.
Lantas, bagaimana manusia merumuskan sebuah pemikiran mengenai dunia ini bisa harmoni dan damai tanpa negara?
Pemikiran politik yang pernah dirumuskan oleh manusia mengenai perlunya menyudahi dunia dari penghisapan, ketertindasan, dan kontrol dari negara dan kapitalisme ialah pemikiran Anarkisme.
Peter Kropotkin di dalam bukunya Memoirs of a Revolutionist mengatakan, secara garis besar Anarkisme sebuah sistem sosialis yang menghendaki tanpa negara maupun pemerintahan.
Selanjutnya, manusia akan melakukan kreativitas dan inovasi untuk hidup bersama tanpa membutuhkan campur tangan pemerintahan dan negara.
Alasan yang melatarbelakangi pemikiran anarkisme ialah untuk mewujudkan kehidupan manusia di dunia ini dengan semangat nilai egalitarianisme dan tanpa hierarkis, sebab selama masih ada negara dan pemerintahan, cita-cita di atas mustahil terwujud.
Selain sifatnya memusuhi negara dan pemerintahan, anarkisme juga terlibat dalam gerakan anti-kapitalisme yang rakus dan menghisap umat manusia yang lain.
Di dalam buku Pemikiran Karl Marx; Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Franz Magnis Suseno mengatakan, pemikiran anarkisme ini melalui dinamika yang amat panjang, di mana mempunyai pemikir yang banyak sekaligus beragam.