CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya air tak akan pernah habis, karena air merupakan elemen penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa air, kehidupan manusia akan sangat sulit dijalani.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Namun, air tak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga dapat menimbulkan masalah apabila tak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam tata kelola air sangat dibutuhkan, baik melalui kebijakan maupun peraturan yang mengatur pemanfaatannya.
Menanggapi kondisi tersebut, Wali Kota Cimahi Ngatiyana menegaskan akan menertibkan pelaku pengeboran air tanpa izin di wilayahnya. Ia mengaku telah menerima laporan terkait aktivitas pengeboran ilegal dan pembangunan liar di atas saluran air.
“Dengan informasi yang kami terima, kami akan menindak tegas para pelanggar aturan,” tegas Ngatiyana saat menghadiri kegiatan Pemasangan Pipa Sambungan Rumah di Kelurahan Cigugur, Rabu (05/11/25).
Menurutnya, saat ini terdapat beberapa titik pengeboran air tanpa izin dengan kedalaman mencapai 60 hingga 100 meter.
Ngatiyana menjelaskan bahwa praktik pengeboran air tanpa izin sangat merugikan masyarakat. Air tanah akan tersedot oleh sumur bor yang memiliki kedalaman dan kekuatan mesin lebih besar dibandingkan sumur warga biasa.
“Kalau sumur biasa pasti kalah dengan sumur yang dibor sangat dalam. Karena pengaruh mesinnya besar, air sumur warga bisa tersedot habis sehingga mereka kekurangan air,” ujarnya.
Selain itu, Ngatiyana juga menyoroti keberadaan bangunan liar yang berdiri di atas saluran air. Menurutnya, bangunan-bangunan tersebut dapat menghambat aliran air dan berpotensi menyebabkan banjir di sejumlah titik.
“Intinya, setiap kegiatan tanpa izin yang merugikan masyarakat akan kami tertibkan,” tegasnya.
Meski demikian, ia mengakui proses penertiban membutuhkan waktu. Ngatiyana memastikan langkah tersebut tidak terlambat, mengingat dirinya baru menjabat sekitar delapan bulan dan masih mengumpulkan data serta informasi yang akurat sebelum bertindak.
“Saya butuh waktu untuk mengumpulkan informasi dari bawahan. Selain itu, karena saya baru delapan bulan menjabat, tentu perlu waktu dan data yang tepat untuk bertindak,” tandasnya. (Bzo)