Cimahi, NyaringIndonesia.com – Nissan Motor Co mengumumkan langkah besar dalam upaya pemulihan bisnisnya dengan rencana penutupan tujuh pabrik dan pengurangan 20.000 tenaga kerja secara global. Langkah ini diambil setelah perusahaan mencatat kerugian tahunan terbesar sejak diselamatkan oleh Renault SA dari ambang kebangkrutan sekitar 25 tahun lalu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam laporan keuangan terbaru, Nissan melaporkan kerugian bersih sebesar ¥670,9 miliar (US$4,5 miliar) untuk tahun fiskal yang berakhir Maret lalu. Meski begitu, produsen mobil ini memutuskan untuk tidak mengeluarkan proyeksi laba operasional untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2026, mencerminkan ketidakpastian kondisi pasar global.
Seiring dengan restrukturisasi yang dipercepat, Nissan berencana untuk mengurangi kapasitas produksi tahunannya dari 3,5 juta unit menjadi 2,5 juta unit pada tahun fiskal 2027. Langkah ini mencakup penutupan tujuh fasilitas manufaktur, serta pemutusan hubungan kerja terhadap 20.000 pekerja, termasuk 9.000 yang sebelumnya telah diumumkan. Upaya ini diharapkan bisa memangkas biaya hingga ¥500 miliar.
CEO Nissan, Ivan Espinosa, yang baru menjabat pada April lalu, menekankan pentingnya langkah cepat untuk mengatasi krisis ini. Dalam konferensi pers terbarunya, Espinosa menyatakan bahwa perusahaan harus fokus pada pemulihan internal dengan kecepatan dan urgensi yang lebih besar dibandingkan sebelumnya, menyiratkan perubahan strategi yang signifikan dari kepemimpinan sebelumnya.
Namun, upaya ini tidak lepas dari tantangan. Nissan masih menghadapi ketidakpastian terkait tarif impor AS yang diperkirakan akan memberikan dampak sebesar ¥450 miliar pada kuartal pertama tahun fiskal ini. Hal ini menambah tekanan terhadap rencana restrukturisasi perusahaan, terutama mengingat sekitar 45% penjualan Nissan di AS bergantung pada ekspor dari Meksiko dan Jepang.
Di sisi lain, mitra strategisnya, Renault, yang memiliki sekitar 36% saham di Nissan, juga merasakan dampaknya. Renault memperkirakan akan membukukan kerugian sebesar €2,2 miliar (US$2,4 miliar) pada kuartal pertama tahun ini akibat krisis yang dialami Nissan.
Espinosa mengisyaratkan bahwa perusahaan akan memperkuat aliansi dengan Renault di pasar Eropa, India, dan Amerika Latin, serta memperluas kerja sama dengan Mitsubishi Motors Corp di AS untuk mengembangkan kendaraan listrik dan truk pikap.
Langkah-langkah ini mencerminkan strategi agresif Nissan untuk memperbaiki kinerja keuangannya setelah upaya merger dengan Honda Motor Co gagal awal tahun ini. Meski begitu, tantangan untuk menemukan mitra strategis baru tetap menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi produsen mobil asal Jepang ini. (Bloomberg)
==============
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News