NyaringIndonesia.com – Eksekutif di perusahaan-perusahaan yang mengembangkan daging buatan laboratorium optimis bahwa daging yang diproduksi secara massal di tank-tank baja akan hadir di meja makan konsumen dalam hitungan bulan, setelah satu perusahaan memperoleh izin dari pemerintah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dengan percaya diri, beberapa perusahaan bahkan sudah meminta chef terkemuka seperti Francis Mallman dari Argentina dan Jose Andres dari Spanyol untuk menyertakan daging lab ini ke dalam daftar menu andalan mereka.
Namun, daging buatan laboratorium menghadapi berbagai tantangan dalam perkembangannya. Diperlukan investasi besar untuk meningkatkan produksi, sehingga mampu menghadirkan steak daging sapi dan dada ayam dengan harga terjangkau. Selain itu, mereka juga harus mengatasi keengganan konsumen untuk mencoba daging buatan laboratorium ini.
Menurut lima eksekutif yang diwawancarai oleh Reuters, untuk mencapai tujuan utama yakni menjual daging hasil budidaya laboratorium di rak-rak supermarket, perusahaan harus menarik lebih banyak investasi untuk meningkatkan produksi. Ini akan memungkinkan mereka untuk menawarkan produk dengan harga yang lebih kompetitif. Sementara itu, mengubah persepsi dan ketertarikan konsumen terhadap daging buatan laboratorium juga menjadi tantangan tersendiri.
Daging ini berasal dari sedikit sampel sel yang diambil dari ternak, yang kemudian diberi makan nutrisi, dibudidayakan di dalam wadah-wadah besar yang disebut bioreaktor, dan diproses menjadi sesuatu yang terlihat dan terasa seperti potongan daging asli.
Saat ini, baru negara Singapura yang menyetujui produk ini dipasarkan di pedagang retail. Amerika Serikat tampaknya akan segera menyusul. Lembaga Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) mengatakan bahwa produk daging budidaya seperti dada ayam yang diproduksi oleh Upside Foods asal California aman untuk dikonsumsi manusia. Upside sekarang berharap akan menghadirkan produk-produknya di restoran-restoran pada tahun 2023 ini, dan di supermarket-supermarket pada tahun 2028, menurut eksekutif Upside seperti dilaporkan Reuters.
Saat ini, Upside masih harus diinspeksi oleh Food Safety and Inspection Services, Departemen Pertanian Amerika Serikat (FSIS-USDA), dan harus mendapatkan persetujuan dari lembaga ini untuk dicantumkan pada labelnya. Reporter yang mengunjungi fasilitas Upside di Emeryville, California, melihat para pegawai laboratorium serius memperhatikan layar-layar sentuh dan memantau wadah-wadah raksasa yang berisi air bercampur bahan-bahan nutrisi lain.
Daging dipanen dan diproses di satu ruangan yang disebut oleh chief executive officer, Uma Valeti, sebagai “slaughterless house” (rumah tanpa pemotongan), dimana daging itu diinspeksi dan dites. Salah satu reporter Reuters yang disuguhi sampel ayam Upside mengatakan bahwa rasanya seperti ayam konvensional setelah matang, kendati lebih tipis.
Namun, daging buatan laboratorium menghadapi berbagai tantangan dalam perkembangannya.
Diperlukan investasi besar untuk meningkatkan produksi, sehingga mampu menghadirkan steak daging sapi dan dada ayam dengan harga terjangkau. Selain itu, mereka juga harus mengatasi keengganan konsumen untuk mencoba daging buatan laboratorium ini.