CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, mengunjungi Rusunawa di Kota Cimahi untuk mencari solusi mengatasi backlog perumahan yang masih tinggi. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) untuk membantu mereka yang belum memiliki rumah.
“Kita memiliki tiga lokasi rusunawa di Cigugur, Leuwigajah, dan satu lagi yang sedang kami tinjau. Saya melihat bahwa rusunawa bukan hanya solusi untuk perumahan, tetapi juga bisa diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya agar lebih layak huni,” ujar Dicky Saromi saat kunjungan di Pemkot Cimahi, Senin (01/07/2024).
Dicky Saromi menambahkan bahwa pembangunan rusunawa akan menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Cimahi mulai tahun 2025. Ia juga mengapresiasi pengelolaan rusunawa yang telah ada, terutama yang mendapatkan penghargaan eco-green karena pengelolaan limbahnya yang berkelanjutan.
“Saya mengapresiasi pengelolaan rusunawa yang sudah ada, terutama yang di Leuwigajah yang mendapatkan penghargaan eco-green karena pengelolaan limbah yang airnya digunakan kembali untuk menyiram tanaman. Ini adalah contoh baik yang bisa kita terapkan di tempat lain,” tambahnya.
Selain itu, Dicky Saromi juga membahas pentingnya pemberdayaan ekonomi bagi penghuni rusunawa, seperti budidaya tanaman dan ikan, serta pengelolaan sampah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup mereka.
“Penghuni rusunawa akan diberdayakan secara ekonomi dan sosial. Selain menempati rumah susun, mereka akan dilibatkan dalam kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan mereka, seperti budidaya tanaman dan ikan, serta pengelolaan sampah,” jelasnya.
Dicky Saromi juga menekankan bahwa rusunawa diperuntukkan bagi warga menengah ke bawah dengan biaya sewa yang terjangkau, mulai dari Rp300.000 hingga Rp415.000 per bulan, dengan masa sewa maksimal tiga tahun. Setelah itu, penghuni diharapkan dapat mandiri secara ekonomi dan berganti dengan warga lain yang membutuhkan.
Di sisi lain, Dicky Saromi juga membahas pentingnya pengelolaan air bersih di Kota Cimahi. Ia meninjau calon intake air bersih di Sinumbra, Bandung Selatan, yang akan menyalurkan air ke Kota Cimahi melalui jaringan pipa utama.
“Imtek Sinumbra ini penting untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Cimahi. Saat ini, hanya 30% dari 124.000 rumah di Cimahi yang mendapatkan air bersih dari PDAM dan sumber lainnya. Target kita adalah meningkatkan cakupan ini dengan menambah intake dari Sinumbra dan Pasir Kaliki, yang diharapkan dapat melayani tambahan 24.000 rumah,” papar Dicky Saromi.
Ia berharap bahwa dengan peningkatan infrastruktur ini, kebutuhan dasar seperti air bersih dan perumahan dapat terpenuhi dengan baik, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Cimahi.