JALUR GAZA, Nyaringindonesia.com – Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan rencana evakuasi ratusan warga Indonesia yang berada di wilayah Gaza dan Israel. Namun, usaha ini dihadapi sejumlah kendala signifikan karena eskalasi konflik antara Israel dan kelompok Hamas.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Israel telah melakukan serangan balasan ke Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,2 juta warga sipil, menyebabkan berbagai kesulitan dalam evakuasi warga Indonesia.
Di Israel, terdapat 38 WNI yang menetap dan 94 pelajar atau mahasiswa yang sedang menjalani pelatihan. Mereka dijadwalkan akan dievakuasi melalui jalur darat menuju Yordania.
Namun, karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, persiapan teknis juga sedang difinalisasi. Ini adalah tantangan besar dalam upaya evakuasi.
“Teknis juga sedang difinalisasikan karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono, kepada BBC News Indonesia, Kamis (12/10/2023).
Di Jalur Gaza, terdapat 10 WNI yang sebagian besar menjadi relawan kemanusiaan. Dari total 45 WNI di Palestina, upaya untuk mengevakuasi mereka yang ingin meninggalkan wilayah tersebut masih belum memungkinkan. Pintu perbatasan di Rafah, satu-satunya jalur ke Mesir, ditutup akibat serangan udara oleh Israel.
Selain itu, situasi yang sangat berbahaya, dengan bom-bom dan akses jalan yang hancur, membuat perjalanan menjadi sulit.
“Bom sana-sini dan akses jalan hancur, rusak,” katanya.
Eskalasi perang antara Israel dan Hamas berpotensi semakin memanas. Selain itu, adanya potensi intervensi dari pihak ketiga dalam konflik, seperti kelompok Hezbollah, Iran, hingga perpecahan sikap negara-negara besar dunia, semakin mempersulit proses evakuasi WNI.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa pemerintah belum dapat mulai menyelamatkan WNI di Gaza karena situasi di sana masih belum aman. Namun, pemerintah telah menyiapkan segala yang diperlukan untuk penyelamatan para WNI di Gaza, termasuk berkomunikasi dengan Presiden Palang Merah Internasional tentang rencana penyelamatan dan daftar nama para WNI.
Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan pasokan listrik yang padam, kekurangan bahan makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Reruntuhan bangunan dan jalanan rusak membuat evakuasi menjadi sangat sulit. Lebih dari 200.000 orang telah mengungsi, dan pasokan makanan, air, dan obat-obatan semakin menipis.
Eskalasi konflik yang semakin luas dan berkepanjangan, serta intervensi dari pihak ketiga, membuat proses evakuasi WNI semakin sulit dan berbahaya.
Masyarakat Indonesia dan pemerintah diharapkan bersiap untuk menghadapi tantangan besar ini dalam upaya menyelamatkan warga negara yang berada di wilayah konflik tersebut.