CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Pelaksanaan Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk tahun ajaran 2024/2025 di SMAN 1 Cimahi dilaksanakan sesuai dengan aturan dari Peraturan Gubernur (Pergub), yang dimulai serentak di seluruh provinsi pada tanggal 15 hingga 18 Juli.
Dalam empat hari tersebut, kegiatan MPLS dibagi menjadi beberapa sesi, mulai dari pematerian, pengenalan lingkungan sekolah, hingga pengenalan ekstrakurikuler.
Melly Heliara selaku staff kesiswaan memaparkan bahwa materi yang disampaikan dalam kegiatan MPLS sebagian besar bekerja sama dengan pihak luar, bukan hanya dari pihak sekolah. Materi yang berhubungan dengan kurikulum nasional disampaikan oleh pemateri dari sekolah sesuai arahan bagian kurikulum.
” Salah satu materi baru tahun ini adalah pentingnya berorganisasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan siswa saat ini yang lebih individualis dan kurang aktif dalam berorganisasi, lebih banyak sibuk dengan gadget.” papar Melly pada madia saat ditemui di SMAN 1 Cimahi, Kamis (18/07/24).
Untuk meningkatkan minat siswa dalam berorganisasi, pihak sekolah bekerja sama dengan anggota Parlemen Muda dari DPR RI, yang masih berstatus mahasiswa dan aktif di bidang pendidikan.
” Pada hari Selasa, ia menyampaikan pengalaman dan pentingnya berorganisasi, yang mendapatkan respons positif dari siswa-siswi.” ujarnya.
Selanjutnya, materi pendidikan karakter dan pembinaan mental agama dilaksanakan bekerja sama dengan lintas agama, menyesuaikan dengan agama masing-masing siswa. Selain itu, bekerja sama dengan Polsek Cimahi, sekolah memberikan materi terkait pencegahan narkoba dan judi online, menjelaskan dampak dan risiko jika siswa terlibat dalam aktivitas tersebut.
” Hari ini, fokus kegiatan adalah pengenalan 21 ekstrakurikuler yang ada di SMAN 1 Cimahi. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, ekstrakurikuler yang paling diminati adalah olahraga seperti basket, futsal, voli, taekwondo, karate, dan sepak bola. Tahun ini, sekolah kembali menjaring minat siswa terhadap berbagai kegiatan ekstrakurikuler.” katanya.
Ia juga menjelaskan Kegiatan organisasi diajarkan untuk membangun kerjasama antar teman. Kurikulum Merdeka diterapkan di sekolah guna menekankan pentingnya membangun karakter siswa, selain itu juga memperhatikan prestasi akademik dan non-akademik.
“Meskipun mengikuti ekstrakurikuler tidak wajib, siswa diharapkan minimal dapat bersosialisasi dan bekerjasama dalam satu tim.” imbuhnya.
Langkah preventif terhadap perundungan dilakukan dengan menghilangkan senioritas, saling menghargai, dan tidak memanggil dengan nama selain yang sebenarnya. Jika terjadi perundungan, pihak sekolah akan menindak sesuai aturan, termasuk memanggil orang tua jika diperlukan. Sementara itu, jumlah siswa baru yang mengikuti MPLS tahun ini mencapai 396 siswa.
Raihan Azhar Maulana, salah satu siswa baru, mengungkapkan rasa bangganya diterima dengan baik di SMAN 1 Cimahi. Menurutnya, tidak ada senioritas di sekolah ini dan ia berharap dapat belajar dengan lancar serta mengukir prestasi.
” Saya tertarik pada ekstrakurikuler debat karena minatnya pada isu-isu sosial, terutama terkait remaja.” pungkasnya. (Bzo)