Penelitian Ahli Kesehatan Ungkap Metode yang Tepat untuk Mengompres Demam

Ilustrasi Metode yang Tepat untuk Mengompres Demam
Ilustrasi Metode yang Tepat untuk Mengompres Demam

NyaringIndonesia.com – Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan terkemuka telah mengungkapkan bahwa lokasi dan suhu kompres dapat mempengaruhi efektivitasnya dalam menurunkan demam.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Selama bertahun-tahun, praktik umum adalah mengompres dahi dengan air dingin untuk mengurangi suhu tubuh saat demam. Namun, temuan terbaru ini mengubah paradigma tersebut.

Menurut para peneliti, mengompres area sela ketiak atau selangkangan dengan air hangat dapat menjadi metode yang lebih efektif dalam menurunkan demam.

IMG 20240430 183944

Penelitian ini melibatkan ribuan partisipan dari berbagai latar belakang demografis dan telah menghasilkan temuan yang menarik.

Dr. Amanda Chen, seorang ahli kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa area sela ketiak dan selangkangan memiliki lebih banyak pembuluh darah dibandingkan dengan dahi.

Oleh karena itu, mengompres area tersebut dapat membantu menyerap panas tubuh dengan lebih efisien.

“Ketika kita mengompres area yang kaya akan pembuluh darah, seperti sela ketiak atau selangkangan, panas tubuh dapat dengan cepat diserap oleh lingkungan sekitarnya, membantu menurunkan suhu tubuh secara efektif,” ungkap Dr. Chen.

Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan air hangat lebih disukai daripada air dingin karena air hangat dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat mempercepat proses pendinginan tubuh.

Namun, para peneliti menekankan pentingnya menggunakan suhu yang tepat untuk menghindari kemungkinan terbakar kulit.

Reaksi terhadap temuan ini bervariasi di antara komunitas medis. Beberapa dokter dan praktisi kesehatan menyambut baik penelitian ini dan berencana untuk mengubah praktik klinis mereka sesuai dengan temuan baru ini.

Namun, yang lain menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi hasil ini sebelum merekomendasikan perubahan dalam praktik Kesehatan Masyarakat.

Berita Utama