SUMEDANG, Nyaringindonesia.com – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Emma Rochima, bertujuan untuk mencari alternatif bioplastik yang mudah terurai.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Penelitian ini dipicu oleh kekhawatiran akan penumpukan sampah plastik yang banyak berasal dari pembungkus makanan.
Plastik biodegradable hasil penelitian ini terbuat dari limbah cangkang udang dan rumput laut, yang memiliki berbagai manfaat dalam pengemasan makanan.
Limbah cangkang udang diekstraksi untuk menghasilkan kitosan, yang berfungsi sebagai pelindung makanan dan memiliki sifat antibakteri untuk mencegah kerusakan makanan oleh bakteri.
Sementara itu, rumput laut Kappaphycus alvarezii diolah untuk memperoleh karaginan, yang berfungsi sebagai matriks penyusun atau polimer plastik biodegradable.
Plastik ini kemudian diuji untuk membungkus cokelat batangan, dengan hasil yang menunjukkan bahwa plastik ini dapat melindungi makanan tanpa mengubah rasa, bau, atau warna makanan tersebut.
Plastik biodegradable ini juga menggunakan nanoteknologi dengan silica dan zinc untuk meningkatkan kualitas plastik, sehingga uap air dan mikroba sulit masuk dan meningkatkan transparansi plastik.
Saat dibuang ke tanah, plastik ini dapat terurai dalam waktu 28 hari.
Selain mengurangi sampah plastik dari pembungkus makanan, penelitian ini juga memberikan nilai tambah pada biomaterial laut, seperti limbah cangkang udang dan rumput laut.
Penelitian ini memiliki potensi untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan plastik sekali pakai dan menciptakan alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam pengemasan makanan.
Penelitian ini dilakukan dalam kerjasama dengan berbagai pihak dan didanai melalui hibah Kedaireka-Matching Fund tahun 2023. Tim penelitian terdiri dari peneliti dari Unpad dan UNS.