BANDUNG, Nyaringindonesia.com – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, telah memutuskan untuk menghentikan sejumlah program unggulan yang ditinggalkan oleh pendahulunya, mantan Gubernur Ridwan Kamil.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tiga program yang dihentikan adalah Jabar Quick Response (JQR), Tim Penasehat Investasi Pemerintah Provinsi (PIPP), dan Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta).
Pada 31 Desember 2023, Bey Machmudin membubarkan Jabar Quick Response (JQR), sebuah lembaga bantuan kemanusiaan yang memberikan pertolongan pertama kepada warga Jawa Barat.
Fungsinya dikembalikan ke dinas-dinas seperti Dinsos, Dinkes, BPBD, dan melalui aplikasi Sapawarga.
Bey Machmudin menyatakan bahwa penghentian ini bertujuan untuk memaksimalkan kinerja dan mengoptimalkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
JQR telah meninggalkan standar operasional prosedur (SOP) selama lima tahun, yang akan diadopsi oleh dinas-dinas terkait.
Selain JQR, Bey Machmudin juga membubarkan Tim Penasehat Investasi Pemerintah Provinsi (PIPP). Evaluasi terhadap program Pemprov Jabar sebelumnya dilakukan untuk menentukan kebermanfaatannya.
Program yang tidak memberikan kontribusi besar kepada masyarakat akan dihentikan, sementara yang dianggap bermanfaat akan terus dikembangkan.
Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta), program yang memberdayakan dan memperkuat kaum ibu rumah tangga untuk mandiri ekonomi keluarga, juga terhenti.
Keputusan ini merupakan bagian dari revitalisasi program untuk mencapai efektivitas yang lebih baik.
Meskipun beberapa program unggulan dari masa pemerintahan Ridwan Kamil dihentikan, sebagian lainnya, seperti Petani Milenial, Satu Desa Satu Hafidz Al Quran (Sadesha), dan One Pesantren One Product (OPOP), tetap dipertahankan.
Program-program tersebut akan dievaluasi dan disempurnakan guna meningkatkan efektivitasnya. Revitalisasi dilakukan agar program-program tersebut lebih tepat sasaran dan sesuai dengan anggaran tahun 2024.