CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Lesunya penjualan membuat sejumlah kios Industri Kecil Menengah (IKM) di Pasar Cimindi terpaksa tutup, bahkan beberapa pedagang memilih angkat kaki. Hal ini disebabkan oleh beban produksi yang tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Padahal sebelumnya, produk IKM digadang-gadang dapat mendongkrak omzet para pelaku usaha. Namun, kenyataan di lapangan tidak sesuai harapan.
Ketua Paguyuban Pasar Cimindi sekaligus Koordinator IKM, Asep Rohendi, menegaskan bahwa para pelaku IKM sangat bergantung pada omzet penjualan. Jika tidak ada penjualan, maka sangat sulit bagi mereka untuk bertahan.
“Tidak sesuai harapan mereka. Barang tidak terjual, sementara beban produksi terus meningkat,” ujar Asep saat ditemui di Pasar Cimindi, Kamis (24/04/25).
Sementara itu, Suryana (47), salah satu pedagang kaos kaki, mengaku pendapatannya masih jauh dari yang diharapkan.
“Pendapatan tidak sampai Rp500 ribu. Terkadang malah tidak dapat apa-apa. Kalau tidak berjualan di tempat lain, saya tidak akan bisa bertahan,” ungkapnya.
Ia mengatakan masih terus melakukan promosi, terutama melalui media sosial, meski belum menunjukkan hasil signifikan.
“Saya aktif di Facebook. Sering posting, lumayan banyak juga yang tanya-tanya,” tambahnya.
Hal serupa disampaikan Yani Nurwiyani (50), pedagang kaos lainnya. Ia mengaku sudah tidak bisa lagi mengandalkan pembeli yang datang ke pasar dan kini berjualan juga di luar pasar untuk menambah pemasukan.
“Saya hanya bawa contoh barang saja ke pasar, karena pengunjung di sini sering cari barang yang tidak tersedia,” katanya.
Yani juga menyoroti lokasi kios yang berada di lantai dua dan di bagian pojok, yang membuat kiosnya jarang dilirik pembeli.
“Letaknya kurang strategis, jadi pengunjung jarang melihat. Makanya saya berjualan di luar, karena omzetnya lumayan,” tutupnya. (Bzo)