NyaringIndonesia.com – Pada bulan Juli 2024, beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa dan Nusa Tenggara, mengalami penurunan suhu yang signifikan, terutama pada malam hari. Fenomena ini dikenal sebagai “bediding,” yang terjadi karena berbagai faktor meteorologis.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Salah satu penyebab utama suhu dingin ini adalah aliran monsun dingin dari Australia. Pada bulan Juli, Australia sedang mengalami musim dingin, dan tekanan udara tinggi di wilayah tersebut menyebabkan aliran massa udara dingin dan kering menuju Indonesia. Angin ini membawa udara dingin melewati perairan Samudra Indonesia yang juga memiliki suhu permukaan laut yang dingin​ (BMKG)​​ (Bisnis.com)​.
Selain itu, cuaca yang cerah dan langit yang bersih di wilayah tersebut berkontribusi pada penurunan suhu. Tanpa awan yang menutupi, panas yang dipancarkan oleh bumi di malam hari langsung dilepas ke atmosfer, sehingga suhu permukaan bumi menjadi lebih rendah​ (Kanal24)​.
Fenomena bediding ini juga menyebabkan embun es atau “embun upas” di beberapa daerah pegunungan seperti Dieng, di mana suhu bisa mencapai titik beku, sehingga embun yang terbentuk di dedaunan terlihat seperti salju​ (Kanal24)​.
Masyarakat disarankan untuk mempersiapkan diri dengan baik, seperti mengenakan pakaian hangat dan menjaga kesehatan untuk menghadapi suhu yang lebih dingin ini. BMKG terus memantau kondisi cuaca dan memberikan informasi terkini agar masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan suhu yang ekstrem​ (BMKG)​​.