Pupuk Kimia Langka dan Mahal Petani Garut Selatan Resah

pupuk
Illustrasi kelangkaan pupuk di Garut Selatan. (foto, Pixabay)

GARUT, NyaringIndonesia.com – Kelangkaan pupuk kimia dipasaran menyulitkan para petani di pesisir Garut Selatan mendapatkan stok pupuk selama musim tanam. Menurut sejumlah kelompok tani di wilayah kecamatan pameungpeuk, kelangkaan pupuk juga menyababkan mahalnya harga pupuk sehingga produksi pertanian khususnya padi jadi menurun.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Untuk menanggulanginya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui dinas pertanian membesut program Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL), yang di kemas dalam Sekolah Lapangan dengan didamping seorang penyuluh pertanian dan lima orang petani milenial yang sudah mendapatkan pelatihan dan pendidikan.

Adapun BPRL ini merupakan konsep penanaman padi menggunakan bahan pupuk berbasis organik, serta menggunakan pola Legowo 2:1 yang diyakini akan meningkatkan hasil produksi padi sekitar 30-40%, dalam prosesnya petani tidak lagi ketergantungan pada pasar pupuk kimia dan penggunaan pupuk organik ini harganya jauh lebih murah dan mudah digunakan.

Jenis pupuk yang digunakan yakni pupuk organik cair (POC) dan peptisidanya berupa BIOSAKA, petani dapat dengan mudah membuat dan meracik pembasmi hama yang ramah lingkungan dengan bahan lima jenis tumbuhan yang berada di sekitarnya.

Menurut Lusi Purnamasari, A.Md. penyuluh pertanian program Sekolah Lapangan (SL) kelompok Kaum Tani di wilayah Desa Pameungpeuk, BPRL merupakan teknologi budidaya padi sawah dengan penerapan teknologi padi jajar Legowo 2:1, pengairan berselang, pemupukan berimbang, dan penggunaan biopeptisida.

“Tujuan akhir dari teknologi BPRL selain meningkatkan produksi adalah perbaikan kesuburan tanah melalui teknologi yang tidak merusak dan berdampak negatif ke lingkungan,” terang Lusi.

Diakhir kegiatan para peserta SL Kelompok Kaum Tani melakukan praktek lapangan pembuatan MOL dan Biopeptisida / Biosaka, tampak seluruh petani peserta antusias dan optimis. (Ipi)

Berita Utama