Sumut, NyaringIndonesia.com – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) melalui inisiatif Sadar Waktu sukses menggelar main event kampanye “Sejenak Tanpa Layar” pada Selasa (30/9) di Taman FISIP USU.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Acara ini diikuti lebih dari 60 peserta yang diajak untuk sejenak melepaskan diri dari layar gawai dan menikmati aktivitas alternatif yang menyehatkan sekaligus mempererat interaksi sosial. Rangkaian kegiatan dibagi ke dalam beberapa section. Di section kreativitas, peserta bisa merangkai beads, mencoba diamond painting, hingga melukis pouch ecoprint bersama komunitas Seabolga.
Sementara di section games, berbagai permainan disiapkan mulai dari UNO card, Jenga, Ludo, hingga menyusun puzzle. Kegiatan juga dilengkapi dengan section buku, di mana peserta diajak membaca koleksi buku yang disediakan panitia, dilanjutkan sesi silent reading dan sharing session bersama komunitas Medan Book Party.
Sejak registrasi, peserta diarahkan untuk mengaktifkan stopwatch di ponsel masing-masing, lalu mencatat durasi ketika meninggalkan area kampanye. Selain itu, mereka menuliskan kesan dan pesan pada sticky notes yang dimasukkan ke kotak bertuliskan “Cerita Tanpa Layarmu di Sini”.
Sebagai bentuk apresiasi, tiga peserta dengan catatan stopwatch terlama mendapatkan kupon makan gratis dari Mie Ayam Jamur Haji Mahmud, yang turut mendukung jalannya kampanye ini. Tercatat, peserta dengan durasi terlama berhasil bertahan tanpa layar hingga 3 jam penuh
.Salah satunya adalah Ghina Raudhatul Jannah, peserta yang bertahan selama tiga jam penuh di area kampanye. Ia mengaku awalnya tidak menyangka bisa bertahan sejauh itu.
“Menurut saya, kampanye Sejenak Tanpa Layar benar-benar bermanfaat. Ternyata tanpa HP pun kita tetap bisa melakukan banyak hal, dan waktunya nggak terasa sama sekali. Selama kegiatan saya coba bikin beads, diamond painting, sampai ecoprint juga. Selain seru, saya dapat ilmu baru, jadi tahu apa itu ecoprint dan gimana prosesnya. Rasanya ingin lanjut detoks digital lagi, karena ternyata menyenangkan melakukan aktivitas tanpa HP dan justru terasa lebih produktif,” ungkap Ghina.
General Manager Sadar Waktu, Alya Amanda, menegaskan bahwa kegiatan ini menunjukkan mahasiswa bisa lepas dari gadget lebih lama dari yang mereka kira.
“Awalnya banyak yang ragu bisa jauh dari HP, tapi begitu coba, ternyata mereka betah bahkan sampai tiga jam. Ini bukti bahwa detoks digital bukan hal mustahil, asal ada ruang dan aktivitas yang mendukung,” ujarnya.
Ia menambahkan, kampanye ini tidak hanya soal mengurangi screen time, tetapi juga membangun kebiasaan kecil yang bisa dibawa ke kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap setelah mengikuti acara ini, teman-teman bisa lebih sadar waktu dan meluangkan minimal 30 menit setiap hari tanpa layar, entah dengan membaca, berkegiatan kreatif, atau sekadar ngobrol langsung. Kebiasaan sederhana ini kalau dilakukan rutin bisa berdampak besar bagi kesehatan fisik dan mental,” jelasnya.
Acara main event ini menutup rangkaian kampanye “Sejenak Tanpa Layar” yang sebelumnya diawali dengan dua pre-event. Meski demikian, Sadar Waktu akan tetap melanjutkan semangat kampanye ini melalui akun media sosial untuk mengingatkan mahasiswa tentang pentingnya mengatur screen time di tengah kesibukan sehari-hari.
Oleh Tim Sadar Waktu
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News
