CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kota Cimahi Menjadi saksi dari semangat bersatu dalam enam serikat pekerja yang menggelar acara konsolidasi dengan penuh semangat dan dukungan penuh dari fasilitas yang tersedia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Lebih dari 100 pekerja hadir dalam konsolidasi epik Serikat Buruh SBSI ’92, menunjukkan keseriusan dalam memperjuangkan kenaikan UMK.
Kadisnaker Cimahi, Asep Ajat Jayadi, melaporkan bahwa konsolidasi serikat pekerja atau buruh telah diadakan kembali untuk kali kedua dengan gemilang.
“Hari ini terjadi konsolidasi epik dari serikat pekerja SBSI 92, dengan partisipasi mengagumkan dari 100 pekerja yang hadir,” ungkap Asep pada awak media, Senin 4 Maret 2024.
Asep menekankan pentingnya menjaga kondisi harmonis di wilayahnya, dengan pemerintah kota Cimahi melakukan segala upaya untuk menjaga hubungan yang harmonis antara serikat pekerja dan pengusaha, demi terciptanya kedamaian yang langgeng.
“Pentingnya menjaga kondusifitas di wilayah, memastikan hubungan harmonis antara pemerintah kota Cimahi, serikat pekerja, dan pengusaha. Selain itu yang disoroti perlunya mematuhi aturan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Asep.
Asep meluapkan kegembiraannya usai UMK di Kota Cimahi ditetapkan secara mantap, tanpa harus diwarnai aksi demonstrasi yang mengganggu ketertiban. Ia berterima kasih kepada para ketua Serikat Buruh yang memberikan dukungan penuh dalam upaya memperjuangkan kenaikan UMK.
“Kenaikan signifikan sebesar Rp. 113.000 ribu dalam Upah Minimum Kota (UMK) Cimahi dari tiga juta Lima ratusan menjadi tiga juta enam ratusan merupakan kabar yang patut disyukuri. Kenaikan ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat mempertahankan kondusifitas di kota Cimahi,” papar Asep.
Di lokasi yang sama, Asep Djamaludin dari Serikat Buruh Sejahtera Independen (SSBI) 92, meskipun Cimahi mengalami peningkatan yang luar biasa, kenyataannya masih banyak kesenjangan besar dalam mencapai standar hidup yang layak bagi masyarakatnya.
Lebih dari 100 ribu warga Bandung Raya merayakan dengan suka cita saat melihat kondisi wilayah mereka membaik secara dramatis, mencakup Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Kota Bandung, dan Sumedang.
“Kami sangat tidak puas dengan kondisi saat ini, dan kami bertekad untuk terus bergerak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di lingkungan tersebut,” tegas Asep.
Asep dengan tegas menyatakan bahwa responsivitas pemerintah terhadap kondisi buruh sudah mencapai puncaknya, sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala dinas. Saat ini, tak ada lagi hambatan yang mampu menghalangi pemerintah untuk secara langsung memantau situasi para pekerja.
“Pemerintah telah mengambil langkah-langkah elegan untuk memastikan kondisi yang kondusif, yang telah mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari serikat pekerja untuk konsolidasi mereka,” ujar Asep dengan tegas.
Asep menekankan bahwa pemerintah telah merespons dengan cepat terhadap isu ketenagakerjaan yang mendesak. Dengan penuh keyakinan, ia menyatakan bahwa tidak ada lagi rintangan yang tidak dapat diatasi, menunjukkan bahwa pemerintah sedang bergerak dengan gigih untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh para buruh.
“Setelah melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan sejak bulan Mei hingga November, akhirnya kami berhasil merealisasikan tujuan kami,” kata Asep.
Asep berharap bahwa kenaikan ini akan memacu pemerintah untuk merespons dengan lebih cepat dan lebih memperhatikan kebutuhan para buruh secara lebih intensif.
Pemberian insentif kepada pengusaha telah melampaui batas, dengan berbagai keringanan pajak dan kebijakan yang cenderung memberikan kelonggaran berlebihan kepada mereka.
“Selain Serikat SBSI ’92, serikat buruh lain juga akan mendapat fasilitas yang sama. Kini, tergantung pada langkah konkret pemerintah dalam mendukung kesejahteraan buruh, tampaknya mereka siap menjadi pelindung utama bagi para pekerja,” tutup Asep.