PANGANDARAN, Nyaringindonesia.com – Pangandaran merupakan daerah yang kaya akan seni budaya, dan salah satu seni tradisional yang menonjol adalah seni Badud.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Seni Badud berasal dari Dusun Margajaya, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Saat ini, seni tradisional Badud diteruskan oleh generasi kedelapan, yang juga merupakan Kepala Dusun Margajaya, yaitu Yaya. Salah satu hal yang membedakan seni Badud ini adalah bahwa seni ini lahir di Margajaya tanpa adanya akulturasi atau pengaruh dari seni lain, dan hingga kini, keasliannya tetap terjaga.
Yaya menjelaskan bahwa seni Badud asli Margajaya bukanlah hasil tiruan atau salinan dari seni yang lain. Ia menekankan keaslian dari seni Badud ini.
Namun, selama menekuni seni ini, ia mengaku menghadapi banyak tantangan. Pegiat seni Badud mulai berkurang karena sulitnya beradaptasi dengan zaman modern.
“Sebelum berkembang menjadi Kabupaten Ciamis, seni Badud sering dianggap kuno dan memalukan. Banyak orang modern lebih suka pertunjukan seperti seni dangdut, band, dan sejenisnya,” ujar Yaya.
Yaya menilai bahwa penghargaan terhadap para pegiat seni Badud masih rendah. Meskipun mereka memiliki 24 anggota saat tampil, mereka hanya dibayar Rp 1,5 juta dan harus membaginya rata.
“Dulu kami kekurangan anggota, sekarang masalahnya adalah kesejahteraan mereka yang kurang karena sedikitnya tawaran pertunjukan,” keluhnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya di antara pertunjukan, Yaya mengandalkan pertanian dan perkebunan.
Namun, meskipun menghadapi tantangan ekonomi, dia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mempertahankan seni Badud ini.
Dia tidak ingin melihat seni ini punah tanpa memiliki penerus yang akan melanjutkannya. Seni Badut adalah bagian dari warisan budaya Pangandaran yang harus dihargai dan dilestarikan.