CIMAHI, NyaringIndonsia.com – Pemerintah Kota Cimahi terus berinovasi dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Salah satu langkah konkret yang diambil adalah Program SIBESTI (Sistem Beras Stabilisasi Inflasi), sebuah skema distribusi beras yang tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga lebih terjangkau, tetapi juga menghindari lonjakan inflasi di tingkat daerah.
Program ini hadir sebagai solusi dari Operasi Pasar Murah (OPM) konvensional, yang kerap menimbulkan antrean panjang hingga ribuan orang.
Dengan SIBESTI, sistem distribusi dilakukan secara lebih teratur melalui pendaftaran di kelurahan. Setiap bulan, penerima manfaat berganti, sehingga lebih banyak warga yang bisa merasakan manfaatnya.
“SIBESTI memungkinkan distribusi beras dilakukan dengan lebih tertib dan efisien. Warga tidak perlu lagi antre berjam-jam seperti dalam operasi pasar biasa, karena pembelian dilakukan secara terjadwal dan diacak oleh kelurahan,” ujar Indra Bagjana, Kepala Bidang Perdagangan Disdagkoperin Kota Cimahi pada media saat ditemui di Techno Park. Kamis (30/01/25).
Menurutnya, salah satu keunggulan utama SIBESTI adalah harga yang lebih murah dibandingkan harga pasaran. Beras yang dijual dalam program ini dibanderol Rp 58.000 per 5 kg atau Rp 11.600 per kg, jauh lebih rendah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berada di angka Rp 12.500 per kg.
Setiap bulannya, Pemkot Cimahi menyalurkan 36,5 ton beras ke seluruh kelurahan dengan jatah rata-rata 2 ton per kelurahan. Namun, jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan dan jumlah pendaftar di masing-masing wilayah.
“Kami memastikan beras yang didistribusikan berkualitas baik dengan harga yang terjangkau. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama di tengah kondisi harga pangan yang sering berfluktuasi,” jelas Indra.
Namun, tantangannya adalah terkendala armada yang terbatas dalam pelaksanaan pengangkutannya. Armada pengangkut yang didanai APBD Kota Cimahi hanya mampu mengangkut sekitar 2 ton per kelurahan dalam sekali pengiriman.
“Jika ada kelurahan yang membutuhkan lebih dari 2 ton, maka kami bekerja sama dengan lurah setempat dan mengerahkan mobil dinas atau mobil siaga untuk memastikan distribusi tetap berjalan lancar,” tambahnya.
Selain itu, Pemkot Cimahi juga terus berupaya meningkatkan kapasitas distribusi agar cakupan SIBESTI dapat diperluas ke lebih banyak warga.
Program SIBESTI bukan hanya sekadar bantuan pangan, tetapi juga bagian dari strategi Pemkot Cimahi dalam mengendalikan inflasi, terutama pada sektor pangan. Kota Cimahi pernah mengalami inflasi akibat kenaikan harga beras secara nasional, dan Pemkot berupaya agar hal itu tidak kembali terulang.
“Kami belajar dari pengalaman sebelumnya, bahwa kenaikan harga beras bisa berdampak besar pada daya beli masyarakat. Oleh karena itu, SIBESTI hadir untuk memberikan solusi jangka panjang dalam menjaga keseimbangan harga dan pasokan beras,” ujar Indra.
Program ini digelar secara rutin setiap bulan pada Kamis terakhir, tanpa harus menunggu harga beras melonjak di pasaran. Dengan langkah ini, Pemkot Cimahi menunjukkan komitmennya untuk terus menghadirkan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat serta menjaga stabilitas ekonomi daerah.
SIBESTI diharapkan tidak hanya harga beras yang lebih terkendali, tetapi juga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Program ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang tepat dan sistem yang terorganisir dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas. (Bzo)