SMP PGRI 1 Cimahi Tetap Konsisten Lestarikan Seni Tradisional di Tengah Arus Modernisasi

Musik Tradisional
Komunitas Musik Kontemporer Asta Waditra SMP PGRI 1 Cimahi

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – SMP PGRI 1 Cimahi terus menunjukkan komitmen kuat dalam memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

Di tengah derasnya arus modernisasi, sekolah ini tetap konsisten mempertahankan seni tradisional, khususnya seni budaya Jawa Barat seperti Pupuh dan Gamelan, sebagai bagian penting dalam pembentukan karakter siswa.

Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cimahi, Ahmad Sidik, menegaskan bahwa meskipun teknologi semakin berkembang pesat dan merambah ke dunia pendidikan, sekolah tetap berupaya menjaga warisan budaya leluhur agar tetap hidup di kalangan generasi muda.

Screenshot 20241003 133112 WhatsApp
Komunitas musik kontemporer Asta waditra SMP PGRI 1 Cimahi saat ikuti perlombaan

“Kami berusaha menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya tradisional. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seni-seni tradisional tetap diajarkan dan dipraktikkan oleh para siswa,” ujar Ahmad.

Program unggulan seperti Pupuh Sinom dan seni gamelan terus mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dengan membentuk komunitas seni kontemporer Asta Waditra.

Selain itu, kegiatan seni tradisional ini seringkali diselipkan dalam berbagai acara sekolah, seperti upacara, sebagai bagian dari upaya pelestarian seni budaya Sunda.

Ahmad Sidik juga menyampaikan bahwa saat ini sekolah memiliki 22 cabang ekstrakurikuler aktif, mencakup berbagai bidang mulai dari seni, olahraga, hingga budaya tradisional.

“Kami selalu mendukung apapun yang menjadi keinginan anak-anak. Jika mereka bersemangat dan ingin mengembangkan diri, kami akan terus mendorong mereka,” jelas Ahmad saat ditemui oleh NyaringIndonesia.com di kantornya pada Kamis (03/10/24).

Dalam dua tahun terakhir, SMP PGRI 1 Cimahi telah meraih lebih dari 80 piala dari berbagai kompetisi, baik di tingkat lokal maupun nasional. “Piala-piala ini memang simbolis, tetapi masyarakat sering kali menilai sekolah dari jumlah penghargaan yang diraih,” tambahnya.

Namun, menurut Ahmad, prestasi siswa tidak hanya diukur dari banyaknya piala, melainkan dari pengembangan karakter mereka.

Ia juga mengakui bahwa tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran untuk mengikuti kompetisi yang memerlukan biaya tinggi.

“Kami terus mencari cara agar anak-anak bisa ikut serta, meskipun kadang terkendala anggaran,” ujarnya.

SMP PGRI 1 Cimahi juga memiliki dua program unggulan, yakni seni kontemporer yang menggabungkan musik modern dan tradisional, serta sepak bola.

“Kami ingin menjaga nilai-nilai tradisional sambil mengikuti perkembangan zaman. Seni tradisi selalu kami tampilkan sebagai hiburan dalam setiap acara sekolah,” tambah Ahmad.

Angga (14), siswa kelas 8 yang menekuni seni musik kontemporer, bercerita bahwa kecintaannya pada musik dimulai dari keluarga.

“Saya sudah bermain musik sejak kelas 3 SD dan semakin mendalaminya berkat paman saya,” ungkap Angga.

Saat ini, ia fokus pada alat musik gamelan dan telah meraih beberapa penghargaan, termasuk juara 2 di Festival Merdeka.

Sementara itu, Alvira (13), siswa yang menekuni Pupuh Sinom, merasa tertarik pada seni tradisi Sunda meskipun keluarganya berasal dari Jawa Tengah.

“Belajar Pupuh awalnya sulit, tapi guru saya selalu memotivasi untuk terus berlatih. Sekarang saya mulai menguasainya sedikit demi sedikit,” kata Alvira.

Ia berharap dapat menunjukkan prestasi melalui Pupuh yang ia pelajari selama ini, serta membanggakan kedua orang tua dan sekolahnya. (Bzo)

 

 

 

Berita Utama