Purworejo, NyaringIndonesia.com – Suasana malam takbiran Idul Fitri tahun ini tampak berbeda dari biasanya, belasan komunitas yang biasanya melakukan takbiran keliling dengan membawa bedug, kini memilih untuk menggantikan tradisi tersebut dengan seperangkat tata atau lebih dikenal dengan sound horeg.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal ini menambah warna baru dalam perayaan Idul Fitri 1446 H/2025 di Kota Purworejo.
Yang mengejutkan, suara takbir yang seharusnya mendominasi malam tersebut, kini digantikan dengan iringan musik Electronic Dance Music (EDM) yang dipadukan dengan nuansa lagu religi.
Musik dengan beat yang cepat dan penuh energi ini, yang biasa terdengar di klub malam, kini mengisi jalanan saat malam takbiran. Suara jedag-jedug yang memekakkan telinga terdengar jelas ketika konvoi komunitas melintasi berbagai jalan utama, termasuk Alun-alun Purworejo.
Polres Purworejo pun terlihat siap mengamankan jalannya takbiran keliling ini. Aparat kepolisian berjaga ketat di titik-titik rawan, termasuk di sekitar Alun-alun Purworejo, guna memastikan kelancaran acara serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Meskipun perayaan malam takbiran kali ini terkesan lebih modern dan enerjik, tetap saja terdapat banyak perbedaan pandangan di kalangan warga tentang bagaimana tradisi ini seharusnya dijalankan.
Sejumlah warga merasa kebingungan dengan hadirnya sound horeg yang menggantikan bedug dan takbir.
“Saya rasa suasana takbiran lebih khidmat dan religius dengan bedug, namun seiring perkembangan zaman, mungkin ini juga bagian dari ekspresi budaya,” ujar Raisa, salah seorang warga Bayan.
Di sisi lain, banyak juga yang menikmati suasana baru ini. “Musiknya asyik dan membuat saya lebih semangat menyambut Idul Fitri. Walaupun tak ada bedug, yang penting semangat takbir tetap terasa,” kata Dwi seorang anggota komunitas yang ikut serta dalam konvoi.
Keputusan untuk mengganti bedug dengan sound horeg dan EDM ini, meski masih menuai pro dan kontra, menunjukkan bahwa perayaan takbiran semakin bertransformasi mengikuti perkembangan zaman, meskipun tradisi dan nuansa religiusnya tetap dijaga dalam bentuk yang lebih kontemporer.