CIMAHI, NyaringIndonesia.com– Spalax merupakan genus hewan pengerat dari famili Spalacidae, yang dikenal sebagai “tikus tanah” atau “mole rat”. Mereka memiliki adaptasi khusus untuk kehidupan bawah tanah, termasuk penglihatan yang sangat buruk atau hampir buta, tubuh silindris, dan cakar yang kuat untuk menggali. Spalax ditemukan terutama di Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Spalax berkembang biak dengan cara vivipar, melahirkan anak yang berkembang di dalam tubuh induknya. Berikut adalah tahapan reproduksi Spalax:
1. Musim Kawin: Terjadi pada waktu tertentu yang sering kali terkait dengan kondisi lingkungan seperti suhu dan ketersediaan makanan.
2. Perkawinan: Jantan dan betina kawin selama musim kawin, dan betina mengandung anaknya setelah pembuahan.
3. Kehamilan: Berlangsung beberapa minggu, selama embrio berkembang di dalam rahim betina.
4. Kelahiran: Betina melahirkan beberapa ekor anak (biasanya 2-4) di dalam sarang bawah tanah yang aman.
5. Perawatan Anak: Anak Spalax yang baru lahir sangat bergantung pada induknya. Betina menyusui dan merawat mereka sampai cukup kuat untuk mandiri.
Spalax adalah hewan herbivora yang makanannya terdiri dari akar, umbi, dan bagian tanaman bawah tanah. Berikut adalah makanan utama mereka:
1. Akar Tanaman: Menggali tanah untuk mencari akar tanaman yang kaya nutrisi.
2. Umbi: Sumber makanan penting seperti kentang dan wortel.
3. Rhizoma: Batang bawah tanah dari tanaman yang menyimpan cadangan makanan.
4. Biji-bijian: Terkadang memakan biji yang ditemukan di bawah tanah.
Adaptasi mereka untuk hidup di bawah tanah memungkinkan Spalax menemukan dan memakan bagian tanaman yang berada di dalam tanah, yang menyediakan nutrisi yang cukup untuk kelangsungan hidup mereka.
Spalax umumnya tidak berbahaya bagi manusia dan jarang berinteraksi dengan manusia karena hidup di bawah tanah. Namun, mereka bisa menjadi gangguan dengan beberapa cara:
1. Kerusakan Tanaman dan Pertanian: Menggali dan memakan akar dan umbi tanaman bisa mengganggu produksi pertanian.
2. Mengganggu Infrastruktur: Terowongan yang mereka buat bisa merusak infrastruktur bawah tanah seperti pipa air dan kabel listrik.
Secara umum, Spalax tidak membawa penyakit berbahaya dan tidak agresif terhadap manusia, tetapi dalam konteks pertanian, kehadiran mereka bisa menjadi masalah yang perlu diatasi.
Spalax memiliki rentang hidup yang relatif panjang dibandingkan hewan pengerat lainnya. Di alam liar, mereka bisa hidup antara 2 hingga 5 tahun. Namun, dalam kondisi penangkaran di mana terlindungi dari predator dan memiliki akses stabil ke makanan, mereka bisa hidup hingga 10 tahun atau lebih.
Faktor-faktor seperti predasi, penyakit, dan kondisi lingkungan mempengaruhi harapan hidup mereka di alam liar. Adaptasi mereka terhadap kehidupan bawah tanah, seperti kemampuan bertahan dalam kondisi oksigen rendah, membantu mereka menghadapi berbagai tantangan lingkungan.