CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Sekolah Rakyat kini telah hadir di setiap kabupaten/kota di Indonesia. Kehadirannya diharapkan dapat menjangkau berbagai kalangan, khususnya keluarga yang termasuk dalam kategori kurang mampu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sekolah Rakyat ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin, serta memfasilitasi mereka lantaran tak mampu melanjutkan kesekolah formal lainnya. Salah satu contohnya adalah Sekolah Rakyat Mandiri Peduli (SRMP) 8 yang kini berlokasi di Sentra Abiyoso, Cimahi.
Kepala Sekolah SRMP 8, M Ikhsan Ramadhan, menjelaskan bahwa sistem pembelajaran di sekolah ini sedikit berbeda dari sekolah formal pada umumnya. Di SRMP 8, diterapkan tiga jenis kurikulum: kurikulum nasional, kurikulum keasramaan, dan kurikulum persiapan.
“Kurikulum keasramaan merupakan pendidikan karakter, di mana siswa dibiasakan hidup disiplin dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya bangun subuh, salat berjamaah, mengaji, olahraga pagi, sarapan bersama, dan sebagainya,” ujar Ikhsan saat ditemui di SRMP 8, Sentra Abiyoso Cimahi. Jum’at (01/08/25).
Setelah kegiatan pagi, siswa masuk ke ruang kelas untuk mengikuti pembelajaran. Usai pelajaran selesai, mereka kembali ke asrama untuk melanjutkan kegiatan seperti piket, dengan penekanan pada pembentukan sikap disiplin.
Adapun kurikulum persiapan diberikan kepada siswa sebelum mereka memulai pembelajaran formal selama dua bulan pertama. Materinya berfokus pada penguatan dasar seperti membaca dan berhitung, serta pengenalan terhadap materi-materi inti.
“Persiapan ini bukan mata pelajaran seperti di sekolah umum. Ini adalah proses untuk mempersiapkan mental dan akademik siswa karena mereka tidak disaring berdasarkan kemampuan akademik. Maka diperlukan matrikulasi agar semua siswa berada di titik yang setara saat mulai belajar,” jelas Ihnsan.
Ia menambahkan, proses matrikulasi ini berlangsung sekitar dua bulan. “Kami pastikan dulu mereka bisa membaca dan berhitung dengan baik, baru kemudian masuk ke kurikulum inti.”
Saat ini, SRMP 8 menampung 99 siswa, terdiri dari 49 siswa perempuan dan 50 siswa laki-laki. Mereka terbagi dalam 4 kelas, dengan masing-masing kelas berisi 24 hingga 25 siswa.
Terkait jenjang pendidikan, SRMP akan memberlakukan sistem kenaikan kelas seperti sekolah formal lainnya. Tahun ini merupakan angkatan pertama SRMP 8.
Proses perekrutan siswa SRMP dilakukan langsung oleh Kementerian Sosial. Para siswa dipilih berdasarkan kategori keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Waktu awal masuk, ada satu dua siswa yang sempat ingin pulang karena sakit atau merasa belum siap. Namun setelah diberikan arahan dan pemahaman, mereka akhirnya bertahan dan terus mengikuti kegiatan belajar hingga sekarang,” pungkas Ikhsan. (Bzo)