Tafsir Qs Yusuf Ayat 4 yang Sedang Banyak di Cari

Yusuf
surat yusuf ayat 4

Nyaringindonesia.com – Kali ini kita akan membahas Surat Yusuf ayat 4 yang kini sedang dicari banyak orang.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Apa makna atau tafsir Alquran Surat Yusuf ayat 4 ini?

Surat Yusuf Ayat 4

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ

Arab-Latin: Iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada ‘asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn

Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku”.

Tafsir Surat Yusuf Ayat 4 (Terjemah Arti)

Paragraf di atas merupakan Surat Yusuf Ayat 4 dengan text arab, latin dan artinya. Ditemukan beraneka penjabaran dari beragam ahli tafsir terkait isi surat Yusuf ayat 4, di antaranya sebagaimana berikut:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sebutkanlah (wahai rasul), kepada kaummu perkataan yusuf kepada ayahnya, ”sesungguhnya aku bermimpi melihat dalam tidurku sebelas bintang, matahari dan bulan, aku melihat mereka semua itu bersujud kepadaku

.” mimpi ini menjadi pembuka kabar gembira atas martabat yang dicapai oleh yusuf berupa kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

4. Kami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- tatkala Yusuf berkata kepada ayahnya Ya’qūb, “Wahai Ayahku! Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang. Dan aku juga melihat matahari dan bulan. Aku melihat semuanya bersujud kepadaku.” Mimpi itu adalah kabar gembira yang disegerakan untuk Yusuf -‘alaihissalām-.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah

4. Allah menyebutkan kepada Rasulullah dan umatnya kisah Nabi Yusuf dan pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalamnya; dimulai dengan kisah mimpi menakjubkan yang nantinya akan menjadi kenyataan.

Nabi Yusuf berkata kepada ayahnya, ya’qub: “Wahai ayahku, aku melihat dalam mimpi sebelas bintang, serta matahari dan bulan; semuanya bersujud kepadaku!”

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

4. لِأَبِيهِ (kepada ayahnya)
Yakni nabi Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.

إِنِّى رَأَيْتُ (sesungguhnya aku bermimpi)
Dalam tidur.

أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا(sebelas bintang)
Takwilnya adalah para saudaranya..

وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ(matahari dan bulan)
Takwilnya adalah bapak dan ibunya.

رَأَيْتُهُمْ لِى سٰجِدِينَ(kulihat semuanya sujud kepadaku)
Benda-benda ini dihikayatkan seperti benda hidup yang berakal karena untuk mngibaratkan sifat orang berakal, yaitu benda-benda itu melakukan sujud.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

4. Ingatlah ketika Yusuf AS berkata kepada ayahnya, Ya’kub AS: “Wahai ayahku (mengganti ya’ mutakalim dengan ta’ ketika memanggil ayah atau ibu) Sesungguhnya dalam mimpi aku melihat 11 bintang (yaitu saudaranya) matahari, dan bulan (ayah dan ibunya) bersujud kepadaku.” Mereka digambarkan dengan gambaran orang yang berakal, karena sujud yang dilakukan itu adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah.

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya} Ya‘qub {“Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat semuanya bersujud kepadaku.”

GRATIS! Dapatkan buku digital Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H

Ketahuilah bahwasannya Allah menyebutkan bahwa Dia menceritakan kisah terbaik dalam alqur’an kepada RasulNya. kemudian Dia menyampaikan kisah ini merupakan kisah yang sempurna lengkap lagi baik, maka barangsiapa yang ingin menyempurnakannya atau membaguskannya dengan riwayat riwayat israiliyyat yang tidak jelas sanad atau perawinya yang pada umumnya merupakan kedustaan, berarti ia telah berupaya mengetengahkan koreksian terhadap Allah, ia ingin menyempurnakan suatu bagian darinya yang dia klaim memiliki kekurangan. cukuplah buat anda untuk berhenti pada batas ini sebagai suatu kejelekan, karena tambah tambahan pada detail cerita surat tersebut telah menyesaki kitab kitab tafsir berupa kedustaan kedustaan dan perkara perkara menjijikan yang banyak bertentangan dengan sesuatu yang difirmankan Allah
Maka kewajiban seorang hamba adalah untuk memahami apa yang telah diceritakan oleh Allah dan menyingkirkan penjelasan lainnya, yang berupa bukan nukilan yang berasal dari Nabi.

Berita Utama