CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Kelurahan Melong, Cimahi, mulai menunjukkan langkah konkret dalam mengatasi persoalan sampah, khususnya sampah plastik yang selama ini dianggap sulit ditangani.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Lewat teknologi pirolisis, sampah plastik kini bisa diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM), membuka peluang baru dalam pengelolaan sampah dan ekonomi lokal.
Lionard Sutandi, seorang pegiat persampahan sekaligus inovator teknologi pirolisis dari Bank Sampah Bandung Great dan Bank Sumber Daya Sampah Melong 26, menyampaikan bahwa mayoritas sampah non-organik masyarakat sudah dapat dikelola dengan baik.
Ia menyebut ada lebih dari 72 jenis sampah yang bisa diolah, sehingga hanya sedikit yang seharusnya sampai ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
“Sampah plastik yang biasanya jadi masalah besar, ternyata bisa kita ubah jadi bahan bakar lewat proses pemanasan khusus. Uapnya ditangkap, lalu dikondensasi hingga menghasilkan BBM,” ujar Lionard, usai berikan Bimtek pada para petugas sampah, di Kelurahan Melong, Cimahi Utara (25/04/25).
Hasil dari mesin pirolisis ini telah diuji dan mampu digunakan pada mesin diesel, termasuk kendaraan produksi Amerika yang dikenal sensitif terhadap kualitas bahan bakar.
“Hasilnya, BBM dari sampah justru memberikan tenaga lebih besar.” tambahnya.
Meski kapasitas mesin yang ada saat ini masih terbatas, Lionard yakin teknologi ini bisa menjadi solusi massal jika dikembangkan lebih luas. Bahkan, ia mendorong agar sistem ini direplikasi di wilayah lain sebagai bagian dari strategi pengelolaan sampah berkelanjutan.
Mendukung inisiatif ini, Lurah Melong Dian Rohmat mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk memberikan edukasi langsung kepada petugas penarik sampah. Mereka dibekali pengetahuan soal pemilahan serta potensi ekonomi dari sampah, termasuk yang bisa dijual ke bank sampah.
“Antusiasme peserta sangat tinggi. Mereka mulai sadar bahwa sampah, terutama plastik, punya nilai lebih jika dikelola dengan benar,” ujar Dian.
Program ini juga diharapkan mampu membentuk kebiasaan baru di masyarakat, khususnya dalam memilah sampah sejak dari rumah. Pemerintah Kelurahan Melong bahkan akan mulai menerapkan kebijakan tegas: sampah yang tidak dipilah tidak akan diangkut petugas.
“Langkah ini penting untuk membiasakan warga mengelola sampah secara mandiri. Ini bukan sekadar program lingkungan, tapi juga strategi ekonomi kerakyatan,” tambahnya.
Dian berharap Pemerintah Kota Cimahi memberikan dukungan lebih besar agar teknologi pirolisis ini dapat terus dikembangkan.
“Selain mengurangi beban TPST, inovasi ini dinilai bisa membuka peluang pendapatan tambahan bagi warga yang terlibat dalam pengelolaan sampah.” harapnya. (Bzo)