Jepang, NyaringIndonesia.com – Jepang, negara yang dikenal rawan gempa bumi, kembali mencuri perhatian dunia lewat gebrakan teknologi terbarunya di bidang konstruksi. Kali ini, perusahaan Air Danshin menghadirkan sebuah inovasi luar biasa rumah yang mampu terangkat dari tanah saat gempa terjadi.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Teknologi ini bukan sekadar ide futuristik. Dengan sistem yang dilengkapi sensor canggih dan kompresor udara, rumah-rumah ini bisa terangkat sekitar 1,2 inci dari tanah secara otomatis saat mendeteksi getaran seismik. Mekanisme ini bekerja secara real-time untuk meminimalkan dampak kerusakan akibat guncangan.
Menariknya, teknologi ini mengadaptasi prinsip levitasi magnetik (Maglev) yang sebelumnya digunakan pada kereta cepat di Jepang. Kini, konsep serupa dimanfaatkan untuk melindungi struktur rumah dari ancaman gempa dan bahkan banjir.
Menurut laporan Seasia News (Kamis, 3 April 2025), rumah ini juga mengusung sistem gabungan antara bantalan udara dan gaya tolak elektromagnetik. Hasilnya adalah bangunan yang bisa “melayang” sejenak di atas tanah saat gempa mengguncang, tanpa mengalami gesekan besar yang bisa merusak pondasi atau struktur utama bangunan.
Sebuah studi yang dipresentasikan oleh Furuya M. Fujishita dan timnya dalam Earthquake Response Engineering Conference 2020 menunjukkan bahwa sistem ini bekerja berdampingan dengan teknologi Tuned Mass Damper (TMD), sistem peredam getaran yang lazim digunakan pada gedung-gedung tinggi. Penggabungan teknologi levitasi dan TMD memberikan kendali yang lebih presisi serta gesekan yang sangat minim.
Namun, meskipun menjanjikan dari sisi keamanan dan efisiensi energi, penerapan teknologi ini belum sepenuhnya luas. Tantangan terbesar terletak pada biaya produksi yang tinggi serta kekhawatiran terhadap dampak lingkungan jika diterapkan secara massal.
Meski begitu, pengembangan rumah levitasi ini dianggap sebagai lompatan besar dalam dunia arsitektur dan rekayasa teknik, terutama di negara-negara yang berada di zona seismik aktif. Jika terus dikembangkan dan disempurnakan, rumah “terapung” ini bisa menjadi masa depan hunian aman di tengah perubahan iklim dan risiko bencana alam yang makin tinggi.
==============
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News