Tren Pelacakan Online Meningkat: Upaya Pemantauan Setiap Hari Aktivitas Pengguna Online

Ilustrasi
Ilustrasi

NyaringIndonesia.com – Analisis terbaru dari perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkap adanya lebih dari 38 miliar upaya pelacakan web terhadap perilaku pengguna selama setahun terakhir, dari pertengahan 2023 hingga pertengahan 2024.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Rata-rata, terjadi sekitar satu juta upaya pelacakan setiap harinya, menunjukkan bahwa aktivitas online pengguna semakin dipantau.

Pelacakan web melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data perilaku online, yang mencakup informasi seperti demografi, kunjungan situs, waktu yang dihabiskan di halaman, serta interaksi pengguna.

Data ini digunakan oleh bisnis untuk mempersonalisasi pengalaman, menargetkan iklan secara lebih efektif, dan meningkatkan kinerja layanan.

Dalam analisisnya, Kaspersky menyoroti 25 layanan pelacakan populer, termasuk empat layanan milik Alphabet Inc. (Google Display & Video 360, Google Analytics, Google AdSense, dan YouTube Analytics), serta platform dari New Relic dan Microsoft. Secara keseluruhan, tercatat ada 38,7 miliar insiden pengumpulan data yang terdeteksi dalam kurun waktu satu tahun.

“Makin banyak organisasi yang menyimpan dan memproses informasi kita, makin besar pula risiko pelanggaran data. Namun, perusahaan teknologi besar memiliki motivasi kuat untuk menjaga keamanan data pengguna guna melindungi reputasi mereka,” kata Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi Kaspersky.

Dari temuan Kaspersky, layanan Google Display & Video 360 mendominasi sebagai sistem pelacakan terbesar di Asia, dengan pangsa terbesar di Asia Selatan (25,47%) dan Asia Timur (24,45%).

Sementara di kawasan Commonwealth of Independent States (CIS), pangsa terendah berada pada 8,38%, di mana sistem pelacakan lokal lebih lazim digunakan.

Selain Google Display & Video 360, Google Analytics juga mendominasi di Amerika Latin (14,89%) dan Timur Tengah (14,12%). Sementara itu, Google AdSense lebih aktif di Timur Tengah (6,91%) dan Asia Selatan (6,85%).

Dalam analisisnya, Kaspersky juga menemukan bahwa YouTube Analytics memiliki kehadiran terbesar di Asia Selatan dan Timur Tengah, sementara pelacak Microsoft lebih banyak ditemukan di Amerika Latin. Di sisi lain, pelacak Bing aktif di Afrika (8,46%), dengan aktivitas yang rendah di CIS (0,77%).

Korea Selatan, Jepang, dan Rusia disebut memiliki layanan internet lokal yang berkembang pesat, dengan sistem pelacakan regional yang kadang menyaingi bahkan melampaui pesaing global.

Kaspersky menggunakan komponen “Do Not Track” (DNT) dalam produknya untuk memblokir elemen pelacakan. Fitur ini memungkinkan mereka menganalisis tren pelacakan web dan memberikan gambaran mendalam terkait status pelacakan data pengguna di seluruh dunia.

Disclaimer: Konten ini bertujuan memperkaya sumber informasi pembaca.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Berita Utama