Search
Close this search box.

Tupperware Krisis Ekonomi, Hutang Membengkak hingga USD 700 Juta

Ilustrasi Produk Tupperware
Ilustrasi Produk Tupperware

Jakarta, NyaringIndonesia.com – Perusahaan asal Amerika Serikat, Tupperware, sedang berada di ujung tanduk menuju kebangkrutan. Dilansir dari The Straits Times, Tupperware diperkirakan akan mengajukan kebangkrutan dalam waktu dekat setelah berjuang menghadapi penurunan permintaan dan masalah keuangan selama lebih dari setahun.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Tupperware, yang pertama kali didirikan oleh Earl Tupper pada tahun 1946, kini tengah menghadapi krisis keuangan dengan utang mencapai lebih dari USD 700 juta.

Perusahaan yang terkenal dengan produk wadah penyimpan makanan ini dikabarkan telah melanggar perjanjian utang dan tengah mencari bantuan penasihat hukum serta keuangan untuk mendapatkan perlindungan.

Permasalahan Tupperware sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Para pemberi pinjaman sempat memberikan kelonggaran hingga 2024, namun situasi keuangan perusahaan malah semakin memburuk.

Akibatnya, pada bulan Juni 2023, Tupperware terpaksa menutup salah satu pabrik di Amerika Serikat dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap hampir 150 karyawan.

Laurie Ann Goldman, yang ditunjuk sebagai CEO baru pada tahun 2023, diharapkan mampu membangkitkan bisnis Tupperware.

Namun, tantangan yang dihadapi cukup berat, termasuk penurunan penjualan yang drastis dan kesulitan dalam menarik minat generasi muda.

Saham Tupperware juga anjlok hampir 50 persen setelah peringatan tentang kondisi keuangan perusahaan pada April 2023.

Tupperware, yang pernah berjaya dengan model penjualan langsung melalui jaringan wiraniaga, kini harus bersaing dengan produk rumah tangga yang lebih murah dan lebih mudah diakses.

Meskipun sempat melaporkan kenaikan penjualan pada tahun 2020, itu menjadi satu-satunya peningkatan sejak 2017.

Kini, perusahaan sedang berupaya mencari investor atau mitra bisnis untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan.

Dengan sejarah hampir 80 tahun, nasib Tupperware kini tergantung pada kemampuan mereka menemukan solusi untuk mengatasi krisis keuangan yang semakin memburuk.

Follow berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Berita Utama