BANDUNG, Nyaringindonesia.com – Provinsi Jawa Barat telah lama dikenal sebagai salah satu penghasil kopi unggulan di Indonesia. Berbagai varietas kopi dari Jawa Barat telah memikat para pecinta kopi di seluruh dunia. Sejak masa kolonial, biji kopi dari Jawa Barat telah diekspor dalam jumlah besar, dan beberapa di antaranya telah mencapai pangsa pasar internasional yang signifikan. Nama-nama seperti kopi Ciwidey, kopi Malabar, kopi Papandayan, kopi Gunung Puntang, kopi Palasari, kopi Gunung Halu, hingga kopi Mekarwangi, semuanya telah meraih pengakuan global.
Namun, baru-baru ini, Jawa Barat kembali menciptakan sensasi dengan kemunculan varietas kopi yang menarik perhatian. Kopi ini dikenal sebagai “Kopi Loa” dan berasal dari Kabupaten Bandung. Kopi lokal ini telah diangkat oleh “Jenderal Kopi” dengan tujuan memberdayakan para petani kopi di daerah tersebut.
“Kami menghadirkan kopi ini sebagai hasil bumi dari Majalaya, Desa Loa, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung. Kami berkolaborasi dengan para petani kopi untuk memastikan produk mereka bersama Jenderal Kopi dapat bersaing di pasar internasional,” ujar Rulik Gilman, Manager Operasional Jenderal Kopi.
Kopi Loa menawarkan keunikan tersendiri dalam hal cita rasa. Menurut Gilman, kopi ini menghasilkan rasa krim keju yang khas saat dicampur dengan susu segar. Oleh karena itu, Jenderal Kopi berambisi untuk memperkenalkan Kopi Loa ke pangsa pasar global bersama dengan varietas kopi lainnya.
“Kopi Loa memiliki ciri khas yang unik, terutama dalam hal rasa yang cenderung mirip dengan krim keju,” tambahnya.
Kopi Loa pertama kali diperkenalkan dalam acara West Java Festival 2023 yang digelar di Gedung Sate, Bandung pada 2-3 September lalu. Melalui peringatan hari jadi ke-78 Jawa Barat tersebut, Kopi Loa diharapkan akan mendapatkan eksposur yang lebih luas.
Selain Kopi Loa, Jenderal Kopi juga menghadirkan berbagai jenis kopi lainnya yang tidak kalah unik. Salah satunya adalah kopi Ganja, yang merupakan perpaduan beragam varietas kopi nusantara.
“Kami memiliki kopi dari berbagai daerah, seperti Aceh Gayo, Sumatera Mandailing, Bali Kintamani, Flores, Sulawesi Toraja, Papua Wamena, dan dari Jawa Barat seperti Gunung Halu, Palasari, dan Puntang,” ungkap Gilman.
Gilman juga menegaskan komitmennya untuk terus mendukung petani kopi lokal di Jawa Barat dan menjaga keberlanjutan industri kopi nusantara. “Kami akan terus mencari varietas-varietas baru. Dalam tiga bulan ke depan, kami akan meluncurkan produk-produk baru dan merancang program-program yang akan meningkatkan popularitas kopi Indonesia,” tutup Gilman. Dengan semangat ini, Jenderal Kopi berharap dapat membawa ragam kopi Indonesia ke tingkat internasional yang lebih tinggi.