Viral di Media Sosial, Penumpang KA Sri Tanjung Dimaki Setelah Kursinya Ditempati Orang Lain

KA Sri Tanjung (wikipedia)

Yogyakarta, NyaringIndonesia.com – Sebuah curahan hati dari penumpang kereta api yang menjadi korban perundungan verbal di dalam gerbong menjadi sorotan hangat di media sosial. Kisah ini pertama kali diunggah oleh akun X (dulu Twitter) @merapi_uncover pada Jumat (12/4), dan sejak saat itu viral serta memicu diskusi publik tentang etika dan kenyamanan dalam perjalanan umum.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Peristiwa ini terjadi di Kereta Api (KA) Sri Tanjung dengan rute Kertosono (Nganjuk, Jawa Timur) menuju Lempuyangan (Yogyakarta) pada Kamis, 10 April 2025. Dalam unggahan tersebut, penumpang yang menjadi korban menceritakan bahwa kursi 13A yang telah ia pesan secara resmi justru telah ditempati oleh orang lain saat ia naik ke dalam kereta.

Situasi menjadi tidak menyenangkan ketika korban dengan sopan meminta penumpang tersebut untuk pindah. Bukan mendapat permintaan maaf atau solusi, korban justru dimaki-maki oleh seorang pria yang mengaku sebagai anggota keluarga dari penumpang yang menempati kursinya.

“Saya cuma minta baik-baik, kok malah dimarahin. Katanya saya ribut, padahal saya cuma minta hak saya,” tulis korban dalam cuitannya.

Pria tersebut bahkan sempat mengeluarkan ancaman akan melaporkan korban ke pihak kepolisian, serta mengaku memiliki “bekingan” dari aparat, yang membuat suasana semakin memanas. Korban juga menyebut bahwa gerbong dalam kondisi ramai, yang membuat komunikasi menjadi sulit.

Dalam kisahnya, korban menuturkan bahwa penumpang lain di kursi 14A dan 14B, termasuk seorang lansia, tampak tidak bersedia memberikan jalan maupun mendengarkan permintaan korban. Bahkan salah satu dari mereka menunjukkan gestur sinis dan meremehkan.

“Saya ulangi bilang permisi, takutnya memang tidak dengar karena suara kereta cukup bising. Tapi malah saya ditatap sinis. Lalu anak laki-laki itu pindah ke sebelah ibunya sambil berkata, ‘Alah mbak, podo ae kok, lungguh ndi ae,’” tulis korban dalam cuitannya.

Respons Warganet dan Reaksi Publik

Unggahan tersebut memancing beragam reaksi dari warganet. Banyak yang menyatakan empati terhadap korban dan menyoroti perlunya edukasi publik tentang hak-hak penumpang serta pentingnya etika saat menggunakan transportasi umum.

“Kursi itu dibayar lho, bukan gratis. Masa iya yang bayar malah dimarahin,” tulis salah satu pengguna X.

Ada pula yang mendesak pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk memberikan penegasan serta pendampingan kepada penumpang yang mengalami kejadian serupa, termasuk menyediakan petugas yang responsif terhadap masalah kursi.

Belum Ada Tanggapan Resmi dari KAI

Hingga saat berita ini diturunkan, pihak KAI belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun, warganet berharap agar perusahaan segera memberikan klarifikasi sekaligus solusi ke depannya agar kasus serupa tidak kembali terjadi.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa meskipun fasilitas umum bersifat terbuka, hak dan kenyamanan penumpang tetap harus dihormati. Mengedepankan empati dan sopan santun dalam ruang publik menjadi kunci menciptakan suasana perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua pihak.

==============

Disclaimer:

Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.

Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News

Editor : NI1

Berita Utama