CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menanggapi viralnya video di media sosial yang memperlihatkan aksi seorang kepala sekolah menegur siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ngatiyana menegaskan bahwa merokok di lingkungan sekolah jelas dilarang dan sudah diatur dalam peraturan sekolah. Menurutnya, aturan tersebut harus ditegakkan demi menjaga kenyamanan dan ketertiban di sekolah.
“Sebenarnya, posisi guru itu serba salah. Menegur siswa yang merokok di sekolah adalah hal wajar karena memang ada aturannya. Tapi tentu saja, tidak dengan menggunakan kekerasan.” ujar Ngatiyana pada media. Jum’at (17/10/25).
Ia juga menambahkan bahwa jika hal serupa terjadi pada anaknya sendiri, ia tidak akan segan untuk menegur, bahkan memberikan izin kepada guru untuk memberikan sanksi jika memang diperlukan.
“Kalau itu anak saya, pasti langsung saya tegur karena itu jelas salah. Bahkan saya akan mempersilakan guru untuk menghukum anak saya, selama itu masih dalam batas wajar.” lanjutnya.
Ngatiyana menyoroti perubahan karakter generasi saat ini yang dinilainya telah bergeser, terutama dalam hal kedisiplinan dan kepatuhan terhadap otoritas.
“Dulu orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada guru. Sekarang, sedikit berbeda. Padahal, hukuman kepada siswa yang melanggar aturan itu tujuannya baik, bukan untuk menyakiti.” tegasnya.
Ia pun mengimbau para orang tua untuk tidak mudah menyalahkan pihak sekolah ketika terjadi penegakan disiplin terhadap anak-anak mereka.
“Kapan anak kita akan disiplin kalau setiap hukuman ditanggapi secara berlebihan hingga menjadi viral? Anak itu jangan terlalu dimanjakan. Dunia kerja jauh lebih keras daripada masa sekolah.” katanya.
Selama sanksi yang diberikan tak mengandung unsur kekerasan fisik yang membahayakan, Ngatiyana menilai tindakan guru untuk menegakkan kedisiplinan masih tergolong wajar.
“Kalau kita menitipkan anak selama jam pelajaran, itu berarti menjadi tanggung jawab sekolah. Kita sebagai orang tua tak boleh terlalu ikut campur. Saya yakin pihak sekolah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kalau ada yang tidak baik, barulah dikoreksi.” ujarnya.
Ke depan, Ngatiyana menyatakan bahwa apabila pelanggaran serupa masih sering terjadi di sekolah-sekolah di Kota Cimahi, maka siswa akan diberikan pendidikan dan pembinaan melalui pelatihan ala militer.
“Pendidikan ala militer bukan berarti disiksa. Tapi lebih kepada pembentukan karakter, kedisiplinan, dan penguatan mental. Itu semua demi masa depan yang lebih baik.” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya mempertahankan budaya ketimuran dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan pendidikan.
“Budaya ketimuran yang menjunjung sopan santun jangan sampai hilang tergerus zaman,”pungkas Ngatiyana. (Bzo)