Waspada, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Meningkat di Kota Cimahi

Demam Berdarah
ilustrasi nyamuk Aedes aegypti DBD

CIMAHI, Nyaringindonesia.comKota Cimahi menghadapi ancaman serius dengan meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sejak awal tahun 2024, sudah tercatat 42 kasus baru DBD hingga tanggal 17 Januari. Peningkatan ini dipicu oleh beberapa faktor, terutama masuknya musim hujan yang mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Dwihadi Isnalini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, mengingatkan bahwa populasi nyamuk akan meningkat selama musim hujan. Dari 42 kasus baru DBD tersebut, mayoritas melibatkan anak-anak usia 15 tahun ke bawah.

“Kita pastikan dari 42 kasus DBD yang terdata hingga pertengahan bulan Januari ini tidak ada yang meninggal dunia, meski memang kebanyakan yang terkena DBD itu anak-anak usia 4-15 tahun. Disusul usia 15-44 tahun,” ujar Dwihadi.

Meskipun belum ada korban jiwa, kekhawatiran terus berkembang, terutama dengan prediksi musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga awal Maret 2024.

Untuk mengatasi situasi ini, masyarakat diminta untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menerapkan prinsip 3M: menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat air menggenang.

Dwihadi juga menyarankan agar masyarakat menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, seperti bunga lavender, daun siri, dan daun mint.

Selain itu, memelihara ikan cupang, mujair, atau mas di bak penampungan air yang sulit dijangkau juga dapat membantu mengurangi perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti.

“Masyarakat juga disarankan untuk menanam tanaman yang bisa mengusir nyamuk. Seperti bunga lavender, daun siri, daun mint,” kata Dwihadi.

Pemerintah Kota Cimahi berharap masyarakat dapat bekerja sama dalam upaya pencegahan DBD ini, sehingga dapat mengurangi risiko penularan dan melindungi kesehatan bersama.

Berita Utama