CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Futur menjadi salah satu fenomena yang kerap menghampiri umat Muslim dalam menjalani perjalanan spiritual.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Istilah “futur” merujuk pada kondisi menurunnya semangat dalam beribadah dan melakukan amal kebaikan setelah sebelumnya rajin dan penuh antusiasme. Jika tidak diantisipasi, futur dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan keimanan seseorang.
Futur bukan hanya sekadar rasa malas biasa. Ia sering kali datang tanpa disadari, perlahan mengikis kebiasaan baik yang sebelumnya rutin dilakukan, seperti salat sunnah, membaca Al-Qur’an, hingga aktivitas sosial yang bernilai ibadah. Tak jarang, futur menjadi gerbang awal seseorang menjauh dari Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah memberikan peringatan melalui firman-Nya dalam Surah Al-Hadid ayat 16:
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)
Ayat ini mengingatkan bahwa futur berawal dari hati yang mulai keras dan jauh dari zikir kepada Allah. Ketika hati tidak lagi tersentuh oleh ayat-ayat Allah, ibadah pun terasa berat, dan godaan dunia semakin mendominasi.
Menurut para ulama, futur dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kelelahan fisik karena terlalu memaksakan ibadah berat dalam waktu singkat, kurangnya lingkungan yang mendukung kebaikan, hingga ujian hidup yang membuat hati lalai.
Untuk mengatasi futur, para ulama menganjurkan beberapa langkah praktis, di antaranya:
Mengurangi beban amal yang berlebihan di awal, lalu menyesuaikan dengan kemampuan agar tetap bisa istiqomah.
Menghidupkan suasana hati dengan menghadiri majelis ilmu dan berkumpul bersama orang-orang saleh.
Memperbanyak doa agar Allah menguatkan hati dan menjaga diri dari rasa malas.
Selain itu, Rasulullah SAW pun pernah mengingatkan umatnya agar senantiasa menjaga semangat ibadah secara konsisten. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, beliau bersabda:
“Lakukanlah amalan sesuai kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian sendiri yang bosan.” (HR. Bukhari)
Fenomena futur adalah tantangan nyata bagi setiap Muslim. Namun, dengan kesadaran, upaya sungguh-sungguh, serta dukungan lingkungan yang positif, futur bisa diatasi.
Mari saling menguatkan agar tetap istiqomah di jalan kebaikan dan tidak menjadi bagian dari orang-orang yang lalai sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk menjaga iman dan amal hingga akhir hayat. (Tim)