Cimahi, NyaringIndonesia.com – Dua platform digital terbesar dunia, YouTube dan Facebook resmi memperbarui kebijakan monetisasi mereka di tahun 2025.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk memperluas partisipasi kreator lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di berbagai negara, termasuk Indonesia.
YouTube kini menawarkan dua jalur utama untuk kreator yang ingin menghasilkan uang dari konten mereka, yakni Jalur Standar dan Jalur Shorts.
Untuk Jalur Standar, kreator harus memenuhi persyaratan:
- Minimal 1.000 pelanggan
- 4.000 jam tayang publik dalam 12 bulan terakhir
Sementara itu, bagi kreator video pendek, Jalur Shorts membuka peluang baru dengan syarat:
- 10 juta penayangan Shorts dalam 90 hari terakhir
Selain itu, kreator juga dapat meningkatkan penghasilan melalui fitur tambahan seperti Super Chat, keanggotaan saluran, dan pemasaran afiliasi.
Langkah ini dinilai memberikan fleksibilitas lebih besar kepada kreator, termasuk mereka yang berfokus pada konten pendek atau memiliki audiens terbatas.
Tidak ketinggalan, Facebook juga memperkenalkan sistem monetisasi yang lebih sederhana dan ramah bagi kreator pemula. Jika sebelumnya kreator harus memiliki 5.000 pengikut dan 60.000 menit tayang, kini persyaratannya jauh lebih inklusif.
Kreator kini dapat memperoleh undangan monetisasi dengan memenuhi indikator berikut:
- Konsisten mengunggah konten orisinal
- Menjaga akun tetap sehat tanpa pelanggaran
- Aktif berinteraksi dengan audiens melalui fitur seperti Reels dan Live Streaming
Sistem monetisasi terbaru Facebook, yang disebut “Monetisasi Konten”, menyatukan berbagai fitur dalam satu platform mulai dari iklan dalam video, monetisasi Reels, hingga bonus berbasis performa.
Pembaruan kebijakan ini diharapkan mendorong lebih banyak kreator lokal untuk bergabung dalam ekosistem digital dan menciptakan konten yang berkualitas. Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi kreatif, kemudahan monetisasi menjadi salah satu insentif utama untuk mendorong profesionalisme dalam produksi konten digital.
Pakar media sosial menyebut langkah YouTube dan Facebook ini sebagai bagian dari tren global di mana platform mulai menyesuaikan diri dengan kebutuhan kreator mikro, bukan hanya yang sudah mapan.
==============
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News