Nyaringindonesia.com – Profesor Suprihatin, pakar lingkungan hidup dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mendesak pemerintah untuk segera menginisiasi gerakan hemat air sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi krisis air bersih yang melanda berbagai daerah di Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menurutnya, diperlukan gerakan hemat air di berbagai aspek kehidupan yang harus dilakukan hingga tingkat terbawah di pemerintahan agar efektif, dan semangatnya mencapai lingkungan rumah tangga.
Suprihatin mengingatkan bahwa kondisi sumber air baku, seperti danau, air tanah, dan mata air, semakin berkurang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, gerakan hemat air menjadi solusi yang perlu segera diimplementasikan.
Dalam jangka panjang, Suprihatin menyarankan untuk melakukan konservasi sumber air dengan cara seperti penghijauan, resapan air hujan, dan penanganan perubahan iklim global. Pengembangan dan penerapan teknologi pengolahan dan daur ulang air juga dianggap penting dalam mengatasi krisis air bersih.
Suprihatin juga memperingatkan bahwa jika musim kemarau berlangsung secara berkepanjangan, dampak krisis air bersih akan semakin meluas, memengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti memasak, minum, sanitasi, dan sektor pertanian.
Ancaman ini perlu diantisipasi dengan tindakan yang sistematik dan berkelanjutan untuk menjaga keberlanjutan sumber air.
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi kondisi El Nino dengan nilai +1.504 yang telah memicu kemarau panjang. Kondisi El Nino tersebut diprediksi akan berlanjut hingga awal tahun 2024, yang berpotensi memperparah krisis air di berbagai wilayah.