Pemkot Cimahi Bakal Terapkan Pembinaan Militer Bagi Siswa Bermasalah

Pembinaan Siswa
Wali Kota Cimahi, Ngatiyan, saat bersama Wakil Wali Kota Cimahi. Adhitia Yudhistira di Jalan Amir Machmud

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Akibat kebijakan Gubernur Jabar yang bakal membina siswa sekolah  bermasalah melalui pendekatan militer tengah menjadi perbincangan hangat dimedia sosial.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Beragam tangggapan pun bermunculan , menyoroti  keputusan tersebut dari berbagai sudut pandang.

Terhadap kebijakan ini,  Wali Kota Cimahi, Ngatiyana menegaskan  bakal mengikuti kebijakan  Gubernur Jabar. Ia menilai  lembinaan ini sebagai langkah positif dalam membentuk karakater.

Menurutnya, kebijakan itu sangat baik, ia bakal mererapkannya pada anak – anak yang masih layak untuk dibina agar mereka jera dan tak melakukan kembali kenakalan diluar batas kewajaran sebagai siswa sekolah.

“Kita ingin menumbuhkan rasa hormat siswa terhadap orang tua, dan guru.” ujar Ngatiyana. Senin (05/05/25).

Ngatiyana menungkapkan bahwa dirinya telah  berkoordinasi demgan sejumlah  instansi militer di kota Cimahi.  Nantinya,  mereka bakal ditempatkan dibarak militer. Lokasi yang biasa digunakan sebagaii tempat pelatihan  pelajar tentara.

“Kami telah berkoordinasi dengan Pusdik Armed,  Pusdikpom, untuk menampung siswa –  siswi yang perlu pembinaan.”

Namun, lanjut Ngatiyana, pelaksanaan program ini harus disertai izin dari orang tua siswa. Agar tidak terjadi kesalahpahaman atau menimbulkan polemik ditengah masyarakat.

“Tentunya, izin orang tua pasti, dan laporan orang tua sangat dperlukan, takutnya salah dalam ambil tindakan, ataupun salah persepsi.”lanjutnya.

Pembinaan bagi siswa –  siswi dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan,  bukan sebagai bentuk  pemyiksaan bagi siswa sekolah.

“Itu kan untuk membina pendidikan karakter mereka, agar lebih disiplin, nantinya mereka akan merasakan hasil dari pembinaan yang mereka dapatkan.” ucapnya.

Pembinaan dilakukan sesuai dengan kemampuan masing – masing  siswa, tidak mesti berbulan bulan. Saat ini, pembinaan sudah mulai  diterapkan, namun hasilnya masih belum terlihat secara signifikan lantaran jumlah siswa yang dibina masih terbatas.

“Sudah diaplikasikan, namun belum terlihat saja, nanti bakal terlihat, jika sudah banyak.” tandasnya. (Bzo)

Berita Utama