Jakarta, NyaringIndonesia.com – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai menyalahkan siswa dalam kasus keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik. Polemik seputar program unggulan Presiden ke-8 RI itu hingga kini belum mereda.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Prabowo sebelumnya menuturkan pengalamannya saat meninjau pelaksanaan MBG di sebuah sekolah. Menurutnya, dari 30 siswa di dalam kelas, 10 anak terlihat tidak menggunakan sendok saat menyantap makanan. Ia menduga kebiasaan makan tanpa sendok bisa menjadi salah satu penyebab keracunan.
“Tidak salah karena dia terbiasa makan tidak pakai sendok,” ucap Prabowo dalam sebuah kesempatan.
Pernyataan tersebut menuai kritik. Pegiat media sosial Denny Siregar menilai Presiden semestinya tidak mengarahkan kesalahan kepada siswa.
“Sedih banget jadi rakyat di Indonesia,” tulis Denny melalui akun media sosialnya. Ia menegaskan, yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah mengevaluasi penyelenggara program, bukan menyalahkan anak-anak penerima manfaat.
Gelombang kritik juga datang dari masyarakat sipil. Puluhan ibu yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia Yogyakarta menggelar aksi protes di Bundaran UGM, Sleman, Jumat (26/9/2025) sore. Dalam aksi itu, mereka membawa panci dan centong lalu dipukul bersama-sama sebagai simbol perlawanan.
“Hentikan MBG,” serta “MBG: Makan Beracun Gratis,” demikian bunyi sejumlah poster yang mereka bentangkan.
Para ibu menuntut evaluasi menyeluruh terhadap program MBG yang dianggap menyebabkan ribuan siswa mengalami keracunan. Menurut mereka, pemerintah tidak bisa hanya menjanjikan perbaikan sembari program tetap berjalan, karena hal itu berpotensi melahirkan kasus baru setiap hari.
“Program yang semestinya menyehatkan anak justru berubah menjadi ancaman nyata. Karena itu, MBG harus segera dihentikan sementara dan dikaji ulang,” ujar Kalis Mardiasih, pegiat Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta.
Ia menegaskan, pemerintah wajib bertanggung jawab atas kasus-kasus keracunan yang terjadi, termasuk menelusuri pihak-pihak yang lalai serta memberikan pemulihan hak kepada para korban.
==================
Disclaimer:
Artikel ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Nyaringindonesia.com mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar.
Jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini berita Nyaring Indonesia lainnya di Google News
 
				 
											 
															