Septic Tank Fiber, Solusi Padatnya Kota Cimahi

Septic Tank Fiber
Proses pembuatan Septic Tank

CIMAHI, NyaringIndonesia.com – Keterbatasan lahan di kawasan padat penduduk menjadi salah satu hambatan utama dalam pembangunan instalasi septic tank di Kota Cimahi, khususnya di lingkungan warga dengan penghasilan rendah.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Hingga saat ini, banyak warga yang masih mengandalkan sumur sebagai sumber air bersih. Kondisi ini menjadi rawan karena limbah domestik yang dibuang langsung ke tanah berpotensi mencemari air sumur. Oleh karena itu, edukasi yang menyeluruh sangat diperlukan agar masyarakat memahami pentingnya keberadaan septic tank.

“Permasalahan terbesar yang kita hadapi di lapangan adalah minimnya ruang di permukiman warga. Banyak rumah yang terlalu sempit, sehingga sulit menentukan lokasi pemasangan,” ungkap Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi, Endang, saat ditemui. Senin (29/09/25).

Sebagai solusi, Pemkot Cimahi mulai menggunakan teknologi septic tank modern berbahan fiber yang lebih kedap air, praktis, dan bisa dipasang di lahan terbatas.

“Sekarang kita tak lagi menggunakan model konvensional dari beton. Yang dipasang adalah septic tank pabrikan berbahan fiber. Lebih efisien, tahan lama, dan bisa diletakkan di area terbatas seperti halaman kecil, teras, bahkan dapur. Proses instalasinya juga jauh lebih cepat karena tidak perlu menunggu waktu pengeringan seperti beton biasa,” jelas Endang.

Program ini dijalankan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan sistem swakelola tipe 4, yang melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk langsung oleh warga setempat.

Menurut Endang, KSM bertugas mulai dari penyediaan lahan, sosialisasi ke warga, hingga pelaksanaan pembangunan septic tank. Sementara itu, proyek yang dibiayai melalui APBD dilaksanakan oleh pihak ketiga.

“Saat ini proses masih berlangsung. Ada 14 KSM yang aktif di lapangan, dan sisanya dikerjakan oleh kontraktor. Target kami, dalam 1 hingga 2 bulan ke depan sudah ada yang rampung. Harapannya, pada awal Desember seluruh unit sudah bisa digunakan oleh masyarakat,” tambahnya.

Berdasarkan data hingga tahun 2025, tercatat sekitar 20.548 rumah dari total 122.307 rumah di Kota Cimahi belum memiliki septic tank. Akibatnya, sebagian warga terpaksa membuang limbah rumah tangga ke sungai atau membiarkannya meresap ke tanah.

Kondisi ini dinilai berisiko tinggi karena bisa mencemari lingkungan, menyebarkan bakteri berbahaya, dan membahayakan kesehatan masyarakat secara luas.

“Masih banyak warga yang mengalirkan limbah domestik langsung ke sungai atau meresapkannya ke tanah. Ini tentu sangat membahayakan karena berpotensi menyebarkan bakteri seperti E coli , yang dampaknya bisa sangat serius, termasuk berkontribusi terhadap kasus stunting di anak-anak,” ujar Endang.

Sejak 2024, Pemkot Cimahi telah membangun sekitar 152 septic tank komunal, ditambah dengan sejumlah unit septic tank individu, fasilitas MCK, dan sarana sanitasi lainnya. Hingga kini, program ini telah mencakup sekitar 12.157 rumah.

Pada tahun 2025, Cimahi kembali menerima dukungan anggaran dari pemerintah pusat melalui DAK untuk membangun instalasi serupa di 14 kelurahan (kecuali Cipageran), yang ditargetkan mencakup hampir 800 rumah.

“Dari APBD Kota Cimahi sendiri, tahun ini kita juga akan membangun septic tank untuk sekitar 124 rumah. Alhamdulillah, anggarannya sudah tersedia,” tutur Endang.

Total anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp7,1 miliar dari DAK dan Rp1,9 miliar dari APBD.

Namun kondisi di lapangan tak semuanya mulus. Dimana masih ada sebagian masyarakat yang menolak pemasangan septic tank lantaran berpandangan air limbah sebagai sesuatu yang menjijikkan dan berbau tak sedap. (Bzo)

Berita Utama